Aktivis Tionghoa Puji Polisi Cepat Tangkap China Penghina Presiden & Lambat Menangkap Penghina Habib Rizieq

Lieus Sungkharisma (IST)

Aparat kepolisian sangat sigap menangkap pemuda China yang  yang telah menghina Presiden Joko Widodo (Jokowi)

“Salut untuk aparat kepolisian yang sangat sigap bertindak,” kata Koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak), Lieus Sungkharisma kepada suaranasional, Kamis (24/5).

Kesigapan aparat kepolisian itulah yang diapresiasi Lieus. “Kalau saja terhadap semua ujaran kebencian dan perbuatan penghinaan itu polisi bertindak cepat seperti itu, pastilah kejadian seperti ini tidak terus terulang,” kata Lieus.

Sayangnya, tambah aktivis Tionghoa ini, tidak untuk semua ujaran kebencian dan perbuatan penghinaan itu polisi melakukannya.

“Terhadap Laporan saya tentang penghinaan terhadap Habib Rizieq, sampai kini tidak jelas apa tindakan polisi. Padahal laporan itu sudah berbulan-bulan yang lalu saya lakukan,” kata Lieus.

Jadi, tambah Lieus, tindakan kepolisian ini semakin menegaskan memang ada diskriminasi dalam penegakan hukum di negeri ini. “Polisi akan bertindak cepat kalau korbannya adalah pihak penguasa atau pendukung penguasa. Sebaliknya akan bertindak sangat lamban kalau korbannya bukan dari pihak penguasa atau pendukung penguasa,” ujar Lieus.

Dia mencontohkan, diskriminasi itu dirasakannya sendiri terkait laporannya tentang penghinaan terhadap Habib Rizieq yang tak juga diproses meskipun sudah berbulan-bulan. Juga laporan masyarakat tentang penghinaan seorang warga China bernama David terhadap Tuan Guru Bajang serta laporan atas penghinaan yang dilakukan Sukmawati terhadap kumandang Adzan. “Semua laporan itu tak jelas kemana larinya,” kata Lieus.

Namun demikian, kata Lieus, apapun motivasi dan alasannya, dia berharap masyarakat menghentikan penyebaran ujaran kebencian ataupun cara-cara penghinaan melalui media sosial ini. “Jangankan kepada kepala negara, terhadap sesama rakyatpun hal itu tidak boleh dilakukan,” ujarnya.

Ditambahkannya, kalau memang kita tidak suka dengan Presiden atau partai yang berkuasa sekarang, maka cara terbaik untuk menunjukkan ketidaksukaan itu adalah jangan pilih lagi presiden dan partai itu pada pemilu dan pilpres 2019 mendatang.

“Tapi tidak boleh dengan cara menyebarkan ujaran kebencian seperti yang dilakukan pemuda China tersebut,” katanya.

Seperti diketahui, belum lama ini viral sebuah video pendek tentang seorang pemuda keturunan China bertelanjang dada yang memaki-maki dan menyebut Presiden Jokowi sebagai kacungnya dan menantang presiden untuk menangkapnya dalam waktu 24 jam atau dia akan membunuh Presiden.

Video itu kontan saja mendapat banyak reaksi. Bersyukur polisi langsung bertindak. Tak membutuhkan waktu lama, aparat kepolisian langsung menciduk pemuda tersebut.