Pengguna media sosial (medsos) ikut mengomentari Kompas Online yang diduga menyebarkan hoax terkait berita Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang membantu pelunasan ijazah siswa SMA di Lamongan.
Beberapa netizen menilai Kompas Online sebagai media sampah karena tidak memberikan ruang bagi Dinas Kependidikan untuk memberikan klarifikasi terkait hal itu.
Akun Twitter Ahmad Nurdianto @Nurdianto71 menilai Kompas Online sebagai media sampah dan partisan. “Publik sudah bisa menilai Kompas Online media sampah dan partisan,” kicau Nurdianto.
BACA JUGA:
- Gardu Banteng Marhaen: Polisi Harus Batalkan Safari Dakwah Ustadz Somad di Jakarta-Tangerang.
- Astaghfirulloh, Politikus PDIP Sebut LGBT Sunnatullah dan Halal dalam Islam
- Jeremy Tety Pendukung LGBT Alami Sakit tak Bisa Disembuhkan?
- Pergantian Kepala Bais Mendadak, Prabowo: TNI Keadaan Darurat?
Pendapat hampir sama diungkapkan Kang Hadiano @Hadiano_Saja mengungkapkan Kompas Online media sampah. “Pemberitaan siswi di Lamongan membuktikan Kompas Online sampah. Buang saja dan tidak perlu dibaca,” jelas Hadiano.
Beberapa akun Facebook juga mengungkapkan kekecewaan terhadap Kompas Online. Akun Facebook Saifudin Ahmad menilai Kompas sudah menjadi media pelacur dan sampah. “Kompas Online sudah melacurkan diri dan jadi sampah,” tulisnya.