Penolakan sejumlah ormas gabungan terhadap Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Natal 2016 yang dilaksanakan di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB bagian operasi intelijen hitam untuk menyudutkan aksi super damai 212.
“Isu ISIS gagal, teroris gagal, bom di Samarinda juga gagal menyudutkan Islam, maka dirancang memunculkan penolakan kegiatan Natal di Sabuga oleh sejumlah ormas. Dan ini cukup berhasil menyudutkan Islam dan aksi 212,” kata pengamat politik Ahmad Baidhowi kepada suaranasional, Rabu (7/12).
Kata Baidhowi, intelijen hitam sengaja memprovokasi pihak kristen dan ormas agar bisa menyudutkan Islam dan aksi 212. “Yang kristen diprovokasi untuk menyelenggarakan di Sabuga ITB, di pihak lain, ormas Islam juga diprovokasi untuk menolak, dan yang terjadi umat Islam tersudut,” ungkap Baidhowi.
Menurut Baidhowi, operasi intelijen hitam kasus intoleran di Bandung cukup berhasil menyudutkan Islam setelah aksi damai 212.
“Lihat saja kelompok liberal langsung menyudutkan Islam dan aksi damai 212. Ini yang harus diwaspadai operasi intelijen hitam karena memiliki dana yang berlebih dan strategi jitu,” jelas Baidhowi.
Gabungan organisasi keagamaan Islam berunjuk rasa menolak digelarnya kegiatan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Natal 2016 yang dilaksanakan di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Jalan Tamansari, Bandung, Selasa, 6 Desember 2016.
BACA JUGA:
- Jurnalis Wanita Metro TV Ancam Bakar Markas FPI dan Buat Pernyataan Mesum
- Boikot Metro TV Jadi Trending Topic Pertama Indonesia di Twitter
Mereka berdalih kegiatan keagamaan harusnya digelar di gereja dan bukan di gedung atau fasilitas umum.
Menurut salah satu ketua kelompok penentang dari Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Jabar, Mohammad Roin Balad, jika fasilitas umum digunakan untuk kegiatan keagamaan, maka itu melanggar Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri.
“Ketika KKR mereka mengundang juga agama lain selain Kristen, sedangkan dalam SKB tiga menteri sudah jelas bahwa sebuah keyakinan agama tidak boleh mengundang atau mengajak agama lain ke kegiatan agamanya.
Apalagi dilakukan secara massive dan terbuka seperti ini,” katanya seperti dilansir KBR.id.