Pada sebuah acara hiburan di Trans TV, Raffi Ahmad bersama dengan Billy Syahputra tengah melucu dan berperan sebagai wartawan. Namun yang disayangkan, candaan Raffi Ahmad yang mengatakan bahwa wartawan merupakan profesi yang identik dengan uang. Profesi wartawan lagi-lagi dipandang sebelah mata oleh pelaku industri hiburan.
“Kalau wartawan lagi ngeriung (kumpul), misalnya lagi ngejar berita, giniin saja (lempar) duitnya, wartawan kan, setiap orang kan mata duitan, giniin aja (sebar recehan),” ucap Raffi Ahmad kepada Billy.
Akibat perkataan tersebut Raffi Ahmad yang menyinggung profesi wartawan, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menyatakan siap memberikan sanksi untuk program Happy Show yang tayang di Trans Tv.
Bahkan tak tanggung-tanggung, program tersebut diduga melanggar dua pasal sekaligus dalam Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS) KPI.
“Jadi program tersebut melanggar dua pasal, yang pertama Pasal 9 dimana Lembaga penyiaran wajib menghormati nilai dan norma kesopanan dan kesusilaan yang berlaku dalam masyarakat, juga pasal 10 dimana poin pertama Lembaga penyiaran wajib memperhatikan etika profesi yang dimiliki oleh profesi tertentu yang ditampilkan dalam isi siaran agar tidak merugikan dan menimbulkan dampak negatif di masyarakat,” jelas Idy Muzzayad selaku Wakil Ketua KPI Pusat kepada Okezone lewat sambungan telepon, Senin (2/11/2015).
“Kemudian poin keduanya Etika profesi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) adalah etika profesi yang diakui dalam peraturan perundang-undangan,” lanjutnya.
Nantinya, KPI akan memberikan teguran pada acara tersebut sebagai bentuk sanksi pada acara yang melanggar peraturan KPI.
“Nanti kita beri teguran, kan teguran juga bentuk sanksi pada program televisi,” pungkas Idy.
Raffi Ahmad pun mengakui bahwa ia tidak sengaja saat menyinggung profesi wartawan dalam sebuah acara. Teguran pihak KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) pun sudah siap dihadapinya.
“Kalau KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) itu mungkin akan memberikan sanksi kepada pihak televisinya, kalau misalkan sanksi sendiri, aku sering dapat binaan dari KPI,” papar Raffi saat ditemui kami kutip dari okezone, Senin 2 November 2015.
“Apalagi memang kalau live,, bercanda atau apapun itu pasti bisa terjadi. Tapi kalau memang pihak KPI memberikan sanksi binaan, kita selalu terima karena aku anggap ini sebagai pembelajaran,” imbuhnya.
Raffi Ahmad lagi-lagi atas sikapnya itu, berharap agar pihak yang tersinggung bisa mengerti kondisi yang di alaminya sebagai resiko.
“Mudah-mudahan teman-teman wartawan juga bisa mengerti, memaklumi, memahami dan memaafkan atas kekhilafan dan ketidaksengajaan ini,” tutup ayah Rafathar.