Tampil di TV Rusia, Jokowi Tahu apa yang diinginkan rakyat?

JOKO WIDODO/DOK KBRI MOSKOW
JOKO WIDODO/DOK KBRI MOSKOW

Pada kunjungan dua hari berturut-turut ke Rusia, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo tampil di kanal TV Rusia 24 dalam acara bertajuk ‘Formula Vlasti’ (Formula of Power).

Acara hari pertama pada 18 Juli 2015 dimulai sejak pukul 17.30 waktu Moskow, dan kedua kalinya  (Minggu, 19/7) pukul 8.30 waktu Moskow.

Berita ini merupakan rekaman wawancara dari wartawan senior kantor berita Rusia TASS, Mikhail Gusman di Jakarta. Isi wawancara tersebut mengupas tentang kehidupan pribadi dan perjalanan karir Presiden Joko Widodo.

Menariknya sebelum wawancara dimulai dibuka dengan alunan lagu ‘Rayuan Pulau Kelapa’ yang populer di Uni Soviet di era 1950-an dilanjutkan monolog latar belakang kehidupan Presiden ke-7 RI. Selanjutnya pertanyaan pertama pun diajukan tentang pendapat Presiden Joko Widodo terkait 65 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Rusia dan personal chemistry-nya dengan Presiden Putin.

“Indonesia dan Rusia merupakan sahabat lama yang sejati dan Indonesia selalu ingin bersahabat dengan Rusia,” kata Jokowi.

“Saat bertemu Presiden Putin di Beijing dan Brisbane tahun lalu, saya melihat Presiden Putin penuh perhatian dan sangat serius dalam pertemuan dengan Indonesia. Saya juga sangat terkesan dalam pertemuan yang membahas berbagai prospek hubungan bilateral Indonesia dan Rusia,” imbuh Jokowi disusul dengan pemutaran cuplikan film dokumenter kunjungan Presiden Sukarno ke Rusia.

Baca juga:  Jokowi Makin Nekat dan Membabi Buta

Setelah itu tema pembicaraan kini beralih ke masalah pariwisata yang diselingi dengan cuplikan film promosi dan dokumenter destinasi wisata di Indonesia seperti Bali, Raja Ampat, Jogjakarta dan sebagainya, tidak ketinggalan termasuk kota Solo yang merupakan tempat kelahiran dan tumbuh Joko Widodo. Lalu pemutaran film dokumenter seputar pencalonannya sebagai gubernur DKI Jakarta dan perayaan kemenangan sebagai Presiden RI dengan semarak pesta rakyat.

“Perlu dekat dan tahu apa yang diinginkan rakyat. Perlu dengar suara rakyat setiap hari,” ungkap Jokowi menjawab strategi kemenangannya pada Pilpres 2014 lalu.

Tanpa disangka-sangka Mikhail Gusman pun menambahkan: “Wah seandainya saat itu saya ada di Solo dan Jakarta, saya pasti akan memilih anda juga,” ucap Dirjen TASS berusia 65 tahun tersebut.

Berikutnya menanggapi masalah regional, Jokowi memaparkan perlunya stabilitas politik dan keamanan di kawasan Asia Pasifik. Untuk itu, perlu dukungan peningkatan infrastruktur dan konektivitas dalam negeri agar Indonesia dapat turut mendukung stabilitas kawasan. Lalu ditanyakan pula tentang kedudukan Islam yang mayoritas dianut penduduk Indonesia, namun bukanlah agama negara; kebijakan poros maritim yang memerlukan bantuan internasional guna pembangunan infrastruktur pelabuhan laut; kuliner di Indonesia; dan kegemaran Jokowi terhadap musik heavy metal.

Baca juga:  Naikkan Iuran BPJS, Rezim Jokowi Cekik Rakyat

“Bunyi suara drum pada musik heavy metal menyebabkan semangat bekerja yang tinggi,” ucap Jokowi yang diketahui penggemar band Legendaris Rock Led Zeppelin, Metallica, Black Sabbath, Napalm Death.

Pada akhir wawancara, Mikhail Gusman menanyakan sumbangan apa yang telah diberikan oleh Joko Widodo kepada rakyatnya sampai saat ini dan makna kekuasaan bagi Presiden?

Jokowi lantas menjawab “Pertanyaan seperti itu jangan ditanyakan ke saya, harusnya tanyakan ke rakyat Indonesia apa yang telah Jokowi berikan kepada mereka. Saya ini hanya pelayan rakyat. Sedangkan kekuasaan bagi saya adalah kemampuan mendengarkan suara rakyat,” tutup Jokowi seperti yang kami lansir dari rmol.co yang diambil lewat rilis KBRI Moskow,Rabu(20/7/2015).


1 comment

  1. wawancara koplak…. tak berguna untuk kemajuan ekonomi negara….. tega teganya staff istana membiarkan wawancara bodong itu

Comments are closed.