Ribuan Warga Padati Karnaval HUT RI ke-80 di Desa Sukobendu Lamongan

Suasana peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia di Desa Sukobendu, Kecamatan Mantup, Lamongan, pada Minggu (31/8/2025) berlangsung meriah. Ribuan warga tidak hanya dari Sukobendu, tetapi juga dari desa-desa di Kecamatan Sugio, Sambeng, dan Kembangbahu, turut memadati lapangan desa untuk menyaksikan puncak acara tahunan tersebut.

Kegiatan yang sudah dimulai sejak 18 Agustus itu mendapat apresiasi langsung dari Camat Mantup, Suwanto. Dalam sambutannya saat membuka acara, Suwanto menyampaikan pentingnya menjaga kebersamaan dan mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif. Pesan tersebut sejalan dengan pernyataan Kepala Desa Sukobendu, Abdul Wahab, yang mendorong masyarakat untuk selalu menjadikan momen peringatan kemerdekaan sebagai penguat persatuan.

Suwanto sempat melontarkan pertanyaan menarik kepada panitia terkait ramainya agenda tahun ini. “Apakah berani dilaksanakan di malam hari?” tanyanya. Menurutnya, malam hari bisa lebih sejuk sekaligus indah dengan hiasan lampu-lampu. Namun panitia menjawab dengan menekankan kesiapan keamanan. “Ini Lamongan, Pak Camat. Apa siap perangkat keamanannya? Selain itu di malam hari sudah ada pentas seni,” ungkap salah satu panitia.

Baca juga:  Polres Lamongan Selidiki Dugaan Pemerasan oleh Oknum LSM, Laporan Resmi MZA Diproses Unit Pidum

Tepat pukul 13.00 WIB, karnaval resmi dilepas oleh Suwanto dengan grup Reog Sukmo Ngumboro Raja Setan dari Warukidul, Sukobendu, yang dipimpin Ki Supangat, sebagai pembuka arak-arakan. Rombongan reog ini menjadi sorotan warga sepanjang perjalanan.

Atraksi yang paling ditunggu masyarakat tersaji pukul 17.00 WIB di lapangan desa. Grup Reog menampilkan pertunjukan khas warok, seperti memakan pecahan kaca, memakan hewan hidup, hingga atraksi kekebalan tubuh yang memukau penonton.

Acara kemudian berlanjut pada malam harinya, pukul 19.00 WIB, dengan panggung hiburan. Beberapa artis lokal tampil, diselingi pembagian hadiah bagi para pemenang lomba-lomba yang sebelumnya digelar, mulai dari voli, tarik tambang, sepak bola antar-RT, hingga cabang olahraga lainnya.

Baca juga:  Bantah Mantan Pimpinan KPK, Pedagang Pecel Lele di Bali Patuh Peraturan dan tak Korupsi

Sebagai penutup, grup Reog Sukmo Ngumboro Raja Setan kembali hadir dengan drama bertema pertarungan antar-warok di Ponorogo, dipicu perebutan cinta seorang putri cantik. Konflik berujung pada gangguan kejiwaan sang putri hingga akhirnya seorang pertapa datang untuk menyembuhkannya. Pentas yang memadukan seni, budaya, dan pesan moral itu menjadi pamungkas rangkaian acara HUT RI di Sukobendu. (Yunus Hanis Syam)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News