Lintas Agama di Surabaya: Kyai NU dan Romo Katolik Satukan Tradisi, Budaya, dan Profesi untuk Bangun Persatuan

Sebuah agenda kebersamaan lintas agama, tradisi, budaya, dan profesi digelar di Surabaya sebagai upaya mempererat tali silaturahmi antarumat beragama. Kegiatan ini diinisiasi oleh Wakil Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lamongan, Kyai Nur Salim, yang menekankan pentingnya persatuan dalam perbedaan.

Menurut Kyai Nur Salim, keberagaman umat manusia sejatinya adalah bagian dari keindahan. Ia menggambarkan perbedaan itu seperti pelangi dengan berbagai warna yang berpadu, menciptakan panorama yang indah.

“Perbedaan adalah rahmat, sebagaimana disebutkan dalam kitab suci. Satu sama lain harus saling menghormati baik dalam keyakinan maupun pemikiran. Anak bangsa datang dari latar belakang pendidikan dan kepercayaan yang berbeda, tetapi harus terus dipupuk dengan ukhuwah silaturahmi. Dari sinilah persatuan dan kebersamaan dalam toleransi bisa tumbuh,” tutur Kyai Nur Salim, Jumat (29/8/2025).

Baca juga:  Masyarakat Masih Terbiasa Gunakan Kental Manis untuk Susu Anak, Penyebab Prevalensi Stunting Sulit Turun

Sementara itu, Romo Bowo dari Gereja Katolik Aloysius Gonzaga Surabaya menegaskan bahwa kemanusiaan dan keberadaban tidak boleh dipisahkan dari kearifan lokal. Ia mengingatkan pentingnya menghargai warisan leluhur, termasuk sejarah panjang Babad Tanah Jawa, yang menjadi pondasi kebersamaan bangsa hingga kini.

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan. Kearifan lokal dan kecerdasan lokal harus tetap dijaga sebagai warisan berharga, bukan hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi mendatang,” ungkap Romo Bowo.

Pertemuan lintas agama ini menjadi ajang untuk terus menumbuhkan semangat gotong royong, saling menghormati, dan menjaga kedamaian. Nilai-nilai ini dianggap sebagai kunci terciptanya kerukunan yang hakiki di tengah masyarakat majemuk Indonesia.

Baca juga:  Politikus PDIP Nilai Zakir Naik tak Bisa Jadi Teladan

Agenda ini diharapkan tidak berhenti pada pertemuan simbolis, tetapi terus berlanjut menjadi gerakan nyata dalam kehidupan sosial. Dengan begitu, persaudaraan lintas iman dapat menjadi pondasi kokoh untuk menjaga keutuhan bangsa. Pewarta: Hadi Hoy

 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News