Di tengah hiruk-pikuk Kota Hujan yang selalu dinamis, ada satu pemandangan menghangatkan hati yang tampak di dalam Warung Bakakak Sampurasun Nusasari Cabang Kota Bogor pada Jumat pagi, 25 Juli 2025. Deretan warga tampak sabar dan rapi mengantre. Di tangan mereka kemudian tergenggam bingkisan sembako, bukan sekadar jinjingan, tapi simbol kepedulian yang tulus dari sebuah warung makan yang terus berkomitmen memberi arti lebih bagi masyarakat sekitar.
Kegiatan bertajuk “Jumat Berkah” itu bukan sekadar rutinitas seremonial. Di balik kemasannya yang sederhana, tersembunyi nilai-nilai luhur tentang gotong-royong, keikhlasan, dan solidaritas sosial. Warung Bakakak Sampurasun Nusasari Cabang Kota Bogor, yang dikenal luas dengan sajian ayam bakakak bumbu kuning yang lezat dan cita rasa khas Sunda, telah membuktikan bahwa bisnis dan nilai kemanusiaan dapat berjalan beriringan.
Salah seorang penerima bingkisan bernama Rustam (45), warga setempat yang tak mampu menyembunyikan senyumnya. Tangannya gemetar saat menerima bingkisan itu, namun suaranya penuh ketulusan saat mengucap terima kasih.
“Saya doakan warung ini makin ramai. Semoga yang ngasih dilancarkan rejekinya, sehat selalu,” katanya lirih sambil menunduk.
Baginya, bingkisan itu bukan hanya memenuhi kebutuhan harian, tetapi juga secercah harapan. Di tengah keterbatasan ekonomi, uluran tangan seperti inilah yang membuat hari-harinya terasa lebih ringan. Bagi warga seperti Rustam, Jumat bukan hanya hari penuh berkah dalam terminologi agama, tetapi hari yang sungguh dinanti karena adanya rasa kebersamaan.
Di balik kegiatan ini berdiri Fitri Nur Solihah, kepala cabang Warung Bakakak Sampurasun Nusasari Kota Bogor. Dengan balutan kerudung hitam dan senyum ramah yang tak lekang, ia turun langsung membagikan bingkisan sembako kepada warga. Fitri menjelaskan bahwa program Jumat Berkah bukan sekadar strategi CSR atau promosi bisnis, tetapi bagian rutinitas yang biasa dilakukan founder Warung Bakakak yaitu Hendra Nugraha selama belasan tahun.
“Kami percaya, ketika kita berbagi dengan ikhlas, keberkahan akan datang dalam berbagai bentuk. Jumat Berkah ini adalah bentuk syukur kami. Semakin banyak kita berbagi, semakin banyak pula doa yang kami terima dari orang-orang yang tulus,” ujar Fitri.
Warung Bakakak Sampurasun Nusasari bukanlah tempat makan biasa. Selain dikenal dengan menu andalan ayam bakakak, liwet dadak, sambal khas Sunda, dan karedok yang menggugah selera, warung ini juga ingin dikenal sebagai “warung berjiwa sosial”. Filosofi “Sampurasun” yang berarti “salam hormat” dalam bahasa Sunda, bukan hanya menjadi nama, tetapi juga semangat dalam pelayanan dan berinteraksi dengan masyarakat.
Aksi ini juga mulai menginspirasi warung dan pelaku UMKM lain di Bogor untuk melakukan hal serupa. Di media sosial, unggahan sederhana tentang kegiatan Jumat Berkah dari cabang Kota Bogor ini sempat viral dan mendapat pujian dari warganet.
Fitri berharap, apa yang dilakukan warungnya bisa menjadi pemantik bagi pelaku usaha lainnya, tak hanya di Bogor, tetapi di seluruh Indonesia. Ia juga membuka peluang kerja sama dengan komunitas dan organisasi kemanusiaan untuk memperluas dampak kegiatan ini.
Di tengah dunia usaha yang sering diwarnai persaingan ketat dan orientasi keuntungan semata, apa yang dilakukan Warung Bakakak Sampurasun Nusasari Cabang Kota Bogor terasa seperti oase yang menyejukkan. Dari dapur sederhana dan semangat gotong royong, lahirlah aksi nyata yang menggugah kemanusiaan.
Jumat Berkah bukan hanya soal membagikan sembako, tetapi tentang membagikan rasa, perhatian, dan cinta—dalam wujud yang paling manusiawi.
Di Kota Bogor, setiap Jumat kini bukan hanya tentang berkah spiritual, tetapi juga berkah sosial—dan Warung Bakakak Sampurasun telah menjadi bagian dari denyut kebaikan itu.