Oleh: Tarmidzi Yusuf, Kolumnis
Ada tiga kader PKS maju di pemilihan gubernur (Pilgub) di Pulau Jawa. Di Banten, propinsi paling barat di Pulau Jawa ini PKS menyodorkan kadernya. Mantan Bupati Pandeglang, Dimyati Natakusumah sebagai calon wakil gubernur berpasangan calon gubernur dari Gerindra, Andra Soni.
Kedua di Jakarta, Politisi senior PKS, Suswono yang sempat keseleo lidah soal janda kaya yang berbuntut Suswono dilaporkan ke Polisi. Suswono maju di Pilkada Jakarta sebagai calon wakil gubernur berpasangan dengan RIKA alias Ridwan Kamil sebagai calon gubernur.
Ketiga PKS memajukan Presiden PKS, Ahmad Syaikhu di Pilgub Jawa Barat sebagai calon gubernur berpasangan dengan putera Presiden RI ke-3, BJ. Habibie yaitu Ilham Akbar Habibie.
Di Banten dan Jakarta PKS berkoalisi dengan KIM Plus. Koalisi yang dibangun pada era Jokowi. Bahkan Muhammad Said Didu seperti dikutip dari X, mengajak agar Indonesia tidak dikuasai oleh oligarki, maka jangan pilih cagub/cabup/cawalikota yang didukung Joko Widodo pada Pilkada 2024.
Bergabungnya PKS dalam KIM Plus tidak menguntungkan bagi PKS baik di Banten, Jakarta dan Jawa Barat. Calon kepala daerah dari PKS yang kental dengan campur tangan Jokowi khususnya di Jakarta untuk menjegal calon gubernur Anies Rasyid Baswedan dengan memborong tiga partai politik pendukung Anies Rasyid Baswedan di Pilpres 2024 bergabung dalam KIM Plus.
Hasil survei diketiga propinsi itu di Pulau Jawa menunjukkan calon kepala daerah dari PKS berpotensi kalah. Menurut survei LSI, pasangan Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi yang diusung Partai Golkar dan PDIP memiliki elektabilitas mencapai 73,7 persen. Sedangkan elektabilitas pasangan Andra Soni-Dimyati Natakusumah di kisaran 12,2 persen, dan yang belum menentukan pilihan 14,1 persen.
Bahkan di Jakarta pasangan RIKA-Suswono yang semula merajai beberapa lembaga survei mulai disalib oleh pasangan Pramono-Doel. Terbaru hasil survei yang dirilis oleh Saiful Mujani Research and Consulting, 13 November 2024 menempatkan Pramono-Doel 46 persen. Unggul dari pasangan RIKA-Suswono 39,1 persen.
Menurut SMRC pasangan Pramono-Doel berpeluang menang 1 putaran di Jakarta. Alasannya elektabilitas Pramono-Doel trennya naik terus. Sedangkan elektabilitas RIKA-Suswono trennya stagnan bahkan cenderung turun.
Sebelumnya juga Litbang Kompas, LSI dan Panel Survei Indonesia merilis hal yang sama. Elektabilitas pasangan Pramono-Doel unggul dari pasangan RIKA-Suswono. Hanya survei versi Poltracking Indonesia pasangan RIKA-Suswono unggul dari Pramono-Doel.
Sementara itu di Pilgub Jawa Barat calon gubernur dan wakil gubernur dari PKS dan NasDem, Ahmad Syaikhu-Ilham tertinggal jauh dari pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan.
Menurut hasil survei terbaru Litbang Kompas Pilgub Jabar 2024, pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan, menunjukkan elektabilitas yang sangat kuat, unggul di hampir semua segmen pemilih, baik berdasarkan usia, kelas sosial ekonomi, maupun tingkat pendidikan.
Mampukah calon kepala daerah dari PKS di Banten, Jakarta dan Jawa Barat bangkit mengejar ketertinggalan bahkan unggul 13 hari menuju hari pencoblosan, 27 November 2024? Atau harus menelan pil pahit akibat tergoda oleh indahnya kekuasaan yang justru blunder bagi PKS serta “kutukan” pemilih PKS karena bergabung KIM Plus?
Wallahua’lam bish shawab
Bandung,
12 Jumadil Awwal 1446/14 November 2024