Rakyat tidak sabar Presiden Prabowo Subianto menyelesaikan kasus Fufufafa yang telah merusak nilai-nilai budaya Bangsa Indonesia.
“Sudah tidak sabar ya, kapan kira2 Presiden Bergerak menuntaskan soal ini. Mungkin setelah dari Lembah Tidar,” kata politikus PKS Mulyanto di akun X (Twitter), Sabtu (26/10/2024).
Politikus PKS lainnya, Fahmy Alaydroes memiliki anggapan bahwa aku tersebut meninggalkan jejak-jejak digital yang sarat perilaku amoral.
“Kerap mengumbar kata-kata mesum atau jorok, kasar, melecehkan dan menghina orang lain, sering mengakses situs porno, tidak suka membaca, lebih senang mengoleksi mainan, hobi main games dan baca komik,” cakap Fahmy lewat keterangan resminya di Jakarta, pada Kamis (26/9/2024).
Sementara, publik, utamanya anak-anak muda, jutaan siswa serta pelajar Indonesia sangat memerlukan keteladanan dalam bersikap dan berperilaku.
Menurut Fahmy, sepanjang lima tahun belakangan ini, pelajar-pelajar di Tanah Air mengalami krisis keteladanan yang parah, salah satunya kasus korupsi, ujaran kebencian, hingga perdebatan yang kasar.
“Seperti juga penerapan hukum yang sarat kepentingan politik, politik sandera, politik jegal, pelanggaran etika pejabat penegak hukum dan pelaksana demokrasi (Pemilu), kehidupan mewah para selebritis, pejabat dan anak pejabat,” tutur ia.
Fahmy yang dalam tugasnya bersinggungan dengan dunia pendidikan dan anak muda ini mengutarakan akibatnya, banyak terjadi berbagai kasus amoral yang dilakukan pelajar.
Berdasarkan laporan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut kekerasan yang dilakukan oleh pelajar, baik fisik maupun verbal masih sering terjadi di sekolah-sekolah.
“Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat peningkatan jumlah laporan kasus kekerasan antara siswa, dengan motif mulai dari perundungan, perselisihan antar kelompok, hingga balas dendam,” ungkapnya.
KPAI menunjukkan bahwa pelecehan seksual di kalangan pelajar, baik yang dilakukan oleh sesama siswa maupun guru, juga cukup memprihatinkan.
Menurut survei Program for International Student Assessment (PISA), sekitar 41 persen siswa di Indonesia pernah mengalami perundungan di sekolah. Dapat berbentuk fisik, verbal, sosial, atau bahkan melalui media digital (cyberbullying).
“Lalu, data Polda Metro Jaya menyebutkan bahwa pada tahun 2023 terdapat beberapa kasus besar tawuran pelajar, dengan motif yang bervariasi dari dendam antar sekolah hingga ajang pembuktian geng,” celotehnya.
Temuan lain, bersumber pada data Badan Narkotika Nasional (BNN), pelajar dan mahasiswa termasuk kelompok rentan terhadap penyalahgunaan narkoba.
Fahmy Mencatat, di tahun 2023, terdapat sejumlah kasus melibatkan siswa di berbagai daerah yang tertangkap menggunakan atau mengedarkan narkoba di lingkungan sekolah.
Keteladanan, tegasnya penindakan hukum dan menimbulkan efek jera, adalah salah satu upaya penting yang menurut Fahmy mesti mendapat perhatian pemerintah ke depannya.
“Tak boleh ada pejabat atau tokoh masyarakat dan juga selebritas yang mempertontonkan sikap dan perilaku buruk, amoral dan melecehkan orang lain. Dan tentu saja dugaan akun Fufufafa milik calon Wakil Presiden Terpilih mesti secepatnya diperjelas, agar tidak menjadi masalah di kemudian hari,” tegas Fahmy.