Lamongan, Acara Ngopi Tanpa Emosi yang dihadiri oleh puluhan peserta dengan mengangkat tema Lamongan Megilan Sembarangkalire berlangsung penuh perdebatan dan adu gagasan baik antara peserta maupun pemateri. Kegiatan tersebut diadakan oleh Bandeng Lele lamongan yang bertempat di Barata Caffee Soekarno Hatta, Jumat (24/05/2024).
Nihrul Bahi Alhaidar, SH atau akrab di panggil Gus Irul selaku pemandu acara menghaditkan beberapa pemateri diantaranya Dr. Fathurrahman Sueb, MM, Muhammad Nursalim, H. Ruba’i Hamid, Mustaqim dan Miftahul Rokhim atau wak bono. Dalam sambutannya Gus Irul yang berprofesi juga sebagai advokat menyampaikan tujuan diadakannya acara ini selain silaturrahim antar kalangan juga ingin melihat sejauh mana Dr. H. Yuhronur Efendi, MBA sebagai Bupati Lamongan dalam memimpin daerahnya dengan beberapa prestasi yang telah di dapatkannya.
“Dimulai Pendidikan, Sosial, Budaya, Ekonomi, Kesehatan dan Kesejahteraan masyarakat, bagaimana implementasinya sampai saat ini. Apakah seimbang dengan prestasi yang didapatkannya atau tidak sesuai dengan fakta dilapangan, ini yang akan menjadi evaluasi dan nalar kritis kita bersama selaku aktivis dalam melakukan penilaian, karena kita memiliki pemikiran yang sama dimana jangan tanya apa yang diperbuat Lamongan untuk kita semua, melainkan apa yang bisa kita perbuat untuk Lamongan,” ujarnya saat membuka acara.
Dr. Fathurrahman Sueb, MM selaku pakar pendidikan memberi pemaparan kaitannya dengan pendidikan dan demokrasi. “Dari sekian banyak Bupati dalam periodesasinya yang paling berkesan adalah Pak Syafi’ie yang menjabat dari tahun 1984-1989. Karena begitu banyak inovasi perubahan dan peninggalan yang bisa kita rasakan sampai saat ini. Diantaranya Waduk Gondang yang diresmikan tahun 1987 oleh Presiden Soeharto. Dari perkembangannya Demokrasi di Lamongan, saya melihat Lamongan saat ini tidak ada Demos yang ada hanya Kratos,” kata Beliau dalam memberikan materinya.
Sementara itu Muhammad Nursalim menuturkan bahwa semua calon Bupati Lamongan tidak ada yang menarik. “Sama sekali tidak pernah ada yang diperbincangkan dalam masyarakat mengenai calon bupati. Ini sudah tidak menarik, masyarakat sudah mengetahui semua trackrecordnya. Dan saya pesimis dengan kepemimpinan Bupati Lamongan kedepan, saat ini saja banyak masyarakat Lamongan yang mampu dan mumpuni dalam banyak bidang. Tapi Bupati saat ini juga masih mempercayakan konsultan-konsultannya dari luar daerah yang jelas kurang memahami sosio culture nya. Makanya masyarakat juga apatis pragmatis dengan pola kepempinan Bupati saat ini, ” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan H. Ruba’i Hamid yang saat ini juga mencalonkan Bupati Lamongan, “Sebenarnya mudah mengatasi problematika di Lamongan. Banjir contohnya, seharusnya ada terobosan mulai membuat sudetan atau aliran baru di wilayah timur. Saya juga akan berjanji kalau nanti menjadi Bupati Lamongan hanya menerima gaji saya sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) saja. Selebihnya akan saya kembalikan untuk masyarakat di semua sektor nya.” Ujar beliau.
Mustaqim selaku politisi memberikan penilaian mundurnya demokrasi di Lamongan dengan tolok ukur tidak adanya calon perorangan yang maju dalam konstalasi pilbup Lamongan 2024 walaupun banyak calon dari usia dibawah 35 th yang ikut berpartisipasi. Sementara Miftahul Rokhim atau yang akrab disapa Wak Bono menyampaikan akan mendukung Calon Bupati Lamongan yang se visioner dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto. “Selaku tim relawan Prabowo Gibran ke depan akan selalu mengawal program-program beliau seperti makan siang gratis, lha siapa diantara calon Bupati Lamongan yang memiliki kesamaan dengan program Prabowo Gibran akan selalu kami dukung.” tuturnya