Memahami Makna Isra’ dan Mi’raj Rasulullah SAW

Oleh: Drs. Madropi, M.Pd

Tidak terasa bergulirnya waktu dari detik ke menit, menit ke jam, jam ke hari, hari ke minggu, minggu ke bulan, saat ini kita sudah berada di penghujung akhir bulan rajab, tepatnya 27 rajab 1445 H/2024 M dan kita akan memasuki  bulan sya’ban, kemudiani memasuki bulan ramadhan. Diantara Do’a yang baik yang di ucapkan di tengah-tengah masyarakat” Ya Allah berikan kepada kami kebaikan di bulan Rajab, bulan Sya’ban dan sampaikan kami pada bulan Ramadhan akan datang.

Menurut imam syafei ada sebuah pristiwa luar biasa dan agung yang terjadi pada malam 27 Rajab dua tahun silam, sebelum rasulullah hijrah, dimana saat itu rasulullah SAW berada pada A’mul Hazan. Tahun dukacita/ kesedihan ditinggalkan  Oleh orang-orang tercintanya, pamannya Abu Thalib dan Istrinya Khadijah yang membela dakwah Rasulullah dalam menyampaikan ajaran Islam. Untuk menghilangkan kesedihan tersebut Allah hendak memperlihatkan keagungan dan kebesarannya lewat pristiwa Isra dan mi’rajnya rasulullah saw.

Isra artinya : Berjalannya Rasulullah pada suatu malam dari Masjidil haram di Mekah ke Masjidil Aqsha di Palestina dalam waktu yang amat singkat.

Mi’raj  artinya: Naiknya Rasulullah dari langit ke 1 sampai langit ke 7 kemudian kesidratul muntahak dengan menggunakan Buraq atau kecepatan kilat di dampingi  malaikat Jibril untuk menerima perintah Allah berupa kewajiban shalat 5 waktu. Hal ini sebagaimana Firman Allah syrat al-Isra ayat 1

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Artinya: Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hambanya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah diberkahi sekelilingnya oleh Allah, agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan) Kami.Sesungguhnya Allah maha mendengar lagi maha melihat. Q.S.Al – Isra 1

Bila kita mengkaji lebih mendalam ayat ini berdasarkan kajian tafsir dan Ilmu pengetahuan setidaknya ada 8 catatan penting yang harus kita fahami.

1.   Artinya :   سُبْحٰنَ  Mahasuci, Hal ini meng isyaratkan bahwa pristiwa ini amat luarbiasa. Saking spesialnya ayat kejadian ini, Allah memuji dirinya dengan diawali kalimat subhana. Salah satu bukti bahwa Allah maha dari segala maha. Maha tampa batasan ruang, waktu, bahkan massa. Sehingga menurut penafsiran Quraish shihab bahwa ilmu dan Qudrat  Tuhan meliputi dan menjangkau, bahkan mengatasi segala yang terbatas dan tak terbatas oleh ruang dan waktu.

2. الَّذِيْٓ اَسْرٰى  Artinya: Yang telah memperjalankan. Perjalanan Isra bukan atas kehendak Rasulullah, melainkan kehendak Allah. Jangankan manusia Rasulullah sendiri di perjalankan oleh Allah SWT. Oleh karena itu Allah mengutus Malaikat Jibril untuk melanglang “ruang” dan”waktu”dalam alam semesta CiptaanNya.

Suatu perjalanan yang amat mustahil dapat dilakukan oleh manusia biasa, yang pada saat itu belum ada pesawat terbang super cepat ,dan belum ada teknologi satelit atau seputnik, sedang jarak perjalanan dari Masjidil haram ke Masjidil Aq-sha di perkirakan 1.500 km dan kecepatan perjalanan  cahaya bedasarkan kongres international adalah 299.792.458 meter per detik, jika di bulatkal 300.000 kilometer per detik.

Dengan kecepetan tersebut tidak mungkin  dapat dilakukan dengan jasad manusia biasa, hanya sesuatu yang sangat ringan saja yang biasa memiliki kecepatan  yang melebihi kecepatan cahaya. Bahkan saking ringannya harus tidak memiliki masa sama sekali. Karena manusia memiliki bobot, jangankan untuk dipercepat dengan kecepatan cahaya atau lebih dari kecepatan cahaya , dengan percepatan beberapa kali grapitasi bumi saja, sudah mengalami kendala serius, bahkan bisa meninggal Dunia. Begitu pula untuk Mi’raj, naik menembus ruang angkasa sampai kelangit ke 7 sidratul Muntahak tidak mungkin dapat di lakukan manusia biasa kecuali hamba Allah yang sebelumnya telah di sucikan dan di beresihkan dadanya oleh Malaikat Jibril

3. بِعَبْدِهٖ   Artinya: HambaNya.Tidak sembarang orang mampu melakukan perjalanan Isra miraj, kecuali hanya bisa dilakukan manusia yang sudah memiliki tingkatan Abdihi, HambaNya. Dalam istilah Quraish Shihab insan kamil atau manusia  sempurna pilihan Allah.

4. لَيْلًا   Artinya : Malam hari. Kenapa malam hari ? Iinilah bukti kebesaran Allah yang maha Agung dengan apik dan sangat canggih.  Alasan logisnya bahwa siang hari radiasi sinar Matahari sedemikian kuatnya, sehingga bisa membahayakan badan Nabi Muhammad yang sebenarnya bukan badan cahaya melainkan badan materi yang sementara dalam perjalanan isro miraj menggunakan badan cahaya.

5. مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا   Artinya : Dari Masjidil haram ke Masjidil Aq-sha. Kenapa Masjid ?  Karena Masjid bangunan yang memiliki energi positf, orang-orang berusaha mensucikan diri, mendekatkan diri pada sang khaliknya. Dan kenapa mesjidil haram dan mesjidil Aqsha ? karena kedua Masjid itu tempat peninggalan sejarah. Masjidil Haram di bangun Oleh nabiyullah Ibrahim di Makah dan Masjidil Aqsha di bangun nabiyullah Sulaiman as.

6. الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ   Artinya:  Yang telah kami berkahi disekelilingnya. Karena perjalanan itu tak lazim. Oleh karena itu Allah mempersiapkan segala fasilitas dengan keberkahan, hanya sekali dalam perjalanan umat manusia. Makna lebih luas lagi,  keberadaan di tempat sekitar diberkahi dengan kesuburan hasil kekayaan alamnya berupa bahan bakar minyak dan lainmnya.

7. لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ   Artinya: Untuk kami perlihatkan tanda-tanda kebesaran Kami (Allah). Untuk diperlihatkan melintasi dimensi-dimensi langit yang lebih tinggi, tanda kebesaran dan keagungan Allah terhampar di jagat raya. Sebagai seorang Mu’min harus melakukan “Dzikir sekaligus daya pikir untuk mendekatkan diri pada Allah SWT.

8. اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ  Artinya: SesungguhNya Dia Allah)  maha mengetahui danmaha melihat. Proses perjalanan ini adalah merupakan jaminan Allah bahwa Allah maha mendengar dan maha melihat yang tidak di ragukan lagi kebenarannya.

Dari peristiwa yang menakjubkan ini, mengingatkan kembali kepada kita akan perintah shalat 5 waktu, agar jangan sampai melupakan dan meninggalkannya. Jika perintah zakat hanya di wajibkan bagi orang yang sudah nisab atau kaya, puasa juga bagi orang yang sehat dan kuat, kewajiban haji bagi orang yang mampu di perjalanannya. Sedangkang perintah shalat tidak mengenal kaya dan miskin, sakit atau sehat hukumnya wajib bagi orang sudah baligh, dan durhaka meninggalkannya. Oleh karena itu Rasulullah mengingatkan, kerjakanlah shalat dengan berdiri, jika tidak mampu dengan duduk, jika tidak mampu dengan berbaring, berbaringpun hanya bisa mengedipkan mata, kerjakan shalat dengan kedipan mata sampai akhirnya menutup mata terakhir.

Kenapa shalat begitu sangat pentingnya  ? karena pertama kali setelah manusia mati yang akan ditanya shalatnya terlebih dahulu. Jika shalatnya baik seluruh amalannya akan menjadi baik. Tetapi manakala shalatnya buruk  dan tidak pernah melakukan, sebaik apapun amalan seseorang tidak akan diterima di hadapan Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda:”Shalat adalah tiang agama, barang sianga yang mengerjakannya, maka ia telah menegakan agamanya. Barang siapa yang meninggalkannya, maka Ia telah menghancurkan agamanya”.