Gibran Bicara Indonesia Emas 2045, Takutnya Menjadi Besi Tua

Oleh Asyari Usman
Pada 2045 nanti Indonesia genap 100 tahun. Banyak orang yang bercakap-cakap tentang Indonesia yang bakal menjadi negara maju. Indonesia punya potensi untuk itu. Sumber daya alam (SDA)-nya dahsyat. Sumber daya manusia (SDM)-nya pun akan sangat tangguh.
Setelah menjadi cawapres melalui pelanggaran etik berat di Mahkamah Keluarga (MK), Gibran Rakabuming ikut-ikutan berbicara soal Indonesa Emas. Hanya saja kita tidak tahu apakah Gibran paham tentang tujuan itu dan seperti apa “road map” menuju ke titik ke sana.
Sebetulnya, dari proses kemunculannya menjadi walikota Solo dan sekarang menjadi cawapres, kita bisa menarik kesimpilan bahwa Gibran tidak paham.
Kita gambarkan dulu bagaimana kira-kira Indonesia Emas itu. Intinya ada adalah negara ini berada pada era kejayaannya. Ditargetkan masa-masa kejayaan itu pada 2045 –100 tahun usia kemedekaan. Sekitar 22 tahun lagi. Indonesia makmur, disegani, dan menjadi negara kuat secara ekonomi dan militer. Indonesia akan menjadi pusat pengembangan sains dan teknologi yang setara dengan capaian negara-negara maju.
Prabowo-Gibran telah menguraikan bagaimana cara mereka mencapai Indonesia Emas. Pasangan ini dikatakan memiliki strategi untuk mencapai itu. Langkah pertama menguatkan ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia (HAM) sebagai cara untuk memperkuat identitas negara.
Pertanyaan rakyat: apakah tidak keliru Prabowo punya kredibilitas untuk menguatkan demokrasi dan HAM? Enggak salah dengar? Sekarang ini saja demokrasi diacak-acak oleh Jokowi yang langkah-langkahnya akan dilanjutkan oleh Prabowo-Gibran. Kalian mau memperbaiki demokrasi? Apakah orang percaya apa yang keluar dari moncong kalian?
Kemudian Prabowo-Gibran bikin bual tentang kesejahteraan. Akan tangani soal energi, ekonomi hijau, ekonomi biru, dan sebagainya. Enggak salah Anda? Ke mana saja Ente selama sembilan tahun ini? Hitung saja sudah berapa kali harga BBM naik diam-diam di malam hari? Dari mana kredibilitas Anda untuk urus sumber energi yang hari ini dikuras sampai kandas?
Salanjutnya akan memperbaiki kualitas lapangan kerja, SDM, dan lain-lain. Apakah masih ada rakyat yang percaya janji-janji semacam ini? Mana dia 10 juta lapangan kerja yang dijanjikan Jokowi? Yang ada ‘kan cuma lapngan kerja untuk anak-menantu dia saja. Bisa menjadi walikota dan kemudian berkhayal mau menjadi wapres. Kemudian ananda yang satu lagi dapat job baru sebagai ketum partai tanpa proses kotestasi.
Ada juga halusinasi untuk membangun desa sebagai upaya pemerataan ekonomi guna memberantas kemiskinan. Heran, kok Prabowo sampai terjerumus ke janji yang bakal kosong itu? Mungkin karena yang dilayani saat ini adalah seorang pemuas nafsu gali tambang.
Nah, ini khalayan Prabowo-Gibran yang lumayan lucu. Berkaitan dengan penguatan reformasi politik, hukum, dan birokrasi. Kayaknya mereka ini tidak dibekali informasi tentang apa-apa yang telah dan sedang dilakukan Jokowi yang dikutuk karena dia merusak sistem.
Reformasi pollitik? Are you joking, Pak Prabowo? Kayaknya tangan kalian masih berlumuran dengan kotoran reformasi politik, hukum dan birokrasi. Reformasi politik yang dilakukan oleh Jokowi adalah menunjuk ratusan penjabat (Pj) kepala daerah untuk tujuan politik. Sekarang ini mereka sibuk membantu pemenangan Crown Prince (Putra Mahkota).
Terus, Prabowo-Gibram mau memperbaiki birokrasi. Nah, bagaimana caranya memperbaiki birokrasi yang diacak-acak oleh Jokowi? Dan Prabowo-Gibran menikmati juga “abuse of power” (penyalahgunaan wewenang) atas birokrasi hari ini. Ada indikasi pengerahan birokrasi untuk memenangkan Gibran sebagai wapres. Terus, di mana kredibilitas Prabowo-Gibran untuk memperbaiki birokrasi? Omong kosong, ‘kan?
Beginilah angan-angan Gibran untuk mencapai Indonesia Emas pada 2045. Apanya yang akan maju? Korupsi dan nepotisme atau pembangunan dinasti yang dimaksud dengan Indonesia Emas itu?
Kalau itu maksudnya, Indonesia tak bakalan maju di tangan Gibran. Takutnya pada 2045 Indonesia menjadi Besi Tua –bukan Emas.[]
18 Desember 2023
(Jurnalis Senior Freedom News)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News