Hamas: Merdeka atau Mati!

Oleh : Memet Hakim, Pengamat Sosial, Wanhat APIB & APP TNI

Sedikitnya korban tewas sampai hari ke 28 ini telah mencapai 9.227 Warga Gaza Meninggal Dibom Israel, Korban tewas itu termasuk 3.826 anak-anak dan 2.405 perempuan. Sementara 1.200 anak-anak masih tertimbun reruntuhan bangunan. lebih dari 136 petugas medis menjadi korban tewas dan 25 ambulance dihancurkan Israel (NU Online Sabtu, 4 November 2023).

Kaget dan surprise, Hamas dapat bertempur sampai hampir 1 bulan melawan Israel yang dibantu peralatan dan tentara Amerika, 2 negara hebat dan canggih peralatannya. Benyamin Netanyahu menyatakan serangan darat Israel ke Gaza akan berlangsung selama 6 jam saja, tapi sampai hari ini hampir 1 bulan pasukan Israel tidak bisa masuk ke wilayah Gaza, Berulangkali mencoba masuk, berulangkali juga gagal, bahkan korban tentara Israel yang tewas dalam perang darat sudah mencapai 400 tentara, mungkin saja tentara Israel yang tewas jauh dari angka tsb. dan tank yang hancur sudah ratusan.

Bahkan tentara elite Amerika yang membantu ikut tewas dibantai Hamas. Hamas memiliki laskar yakni Al Qassam, jumlahnya sangat kecil dibandingkan dengan jumlah tentara Israel. Semakin marah dan bernafsunya ingin mengalahkan Hamas, semakin banyak pula korban tentara Israel dan Amerika. Israel terlalu menganggap enteng Hamas, sehingga kerugiannya sangat besar. Menurut salah satu sumber dari Gaza, Hamas baru menggunakan 30 % dari kekuatannya untuk mengantisipasi perang jangka lama. Inilah gambaran kekuatan Israel dan Milisi Hamas.

Perbandingan Fisik Kekuatan Israel & Palestina

Buat Hamas, Israel harus keluar dari negeri Palestina, Palestina harus Merdeka. Buat Israel mereka ingin tetap menjajah Palestina dan menghabisi Hamas. Kondisi ini sama saat para pejuang Indonesia menghadapi Belanda dan Sekutunya. Merdeka atau mati !!! itulah yang terjadi saat ini dengan Hamas. Fatah yang menguasasi Tepi Barat rupanya tetap tunduk pada Israel, dimana-mana ada tentara Israel. Berbeda dengan di Gaza, tidak ada 1 orang tentara Israelpun yang bertugas.

Israel yang Merdeka 14 Mei 1948, sehari sebelum kekuasaan Inggris berakhir adalah di tanah Palestina. Jadi sangatlah wajar jika rakyat Palestina ingin negaranya Merdeka seperti dahulu. Konferensi Asia Afrika dengan Bandung Spiritnya, telah melahirkan banyak negara Merdeka di belahan benua Asia dan Afrika. Sayangnya Palestina saat itu tidak termasuk yang Merdeka.

Secara teknis tentara Israel yang katanya paling hebat didunia, inteligennya paling ditakuti di dunia, ternyata kewalahan dan kalah telak oleh milisi Hamas, yang jumlahnya sangat terbatas dan hanya memiliki roket saja. Secara politis juga Israel sudah diprotes oleh warga dunia termasuk oleh rakyat Israelnya sendiri. Moral tentara Israel sudah parah, sehingga hanya pesawat tempur yang bisa diandalkan, itupun tidak dapat menghancurkan terowongan pasukan Hamas di kedlaman 30 m dari permukaan tanah.

Para pejuang ini berperang dengan keyakinan, startegi, taktik, perencanaan, dan ketrampilan individu dan kelompok yang baik. Sedang Israel menggunakan emosi, amarah, penuh kebencian, tidak dapat berpikir jernih, sehingga walau senjata canggih, bisa dikalahkan. Para pejuang ini berebut syahid dan berahlak mulia. Kekuatan utama para pejuang adalah al Quran. Mati syahid adalah kebanggaan keluarga. Inilah kekuatan spiritual yang tidak dimiliki Israel.

Perang darat di Gaza, ini sangat diharapkan oleh pasukan al Qassam, karena hanya dengan cara ini ilmu gerilya yang mereka dapat Vietnam dan Indonesia dapat dipraktekan dengan baik. Hit and run, muncul tiba-tiba, hilang juga secara cepat. Pasukan al Qassam sangat menguasai lapangan dengan baik. Ribuan korban anak2, orang tua dan Perempuan yang tewas, separuh dari 34 Rumah Sakit hancur, setidaknya ada 54 rumah ibadah (Mesjid dan Gereja) dan 203 Sekolah dihancurkan.

Semuanya dibom Israel, seolah ada rencana tersembunyi untuk membunuh seluruh orang Palestina (genosida). Masalah ini membuat Israel semakin terpencil dan membuat Amerika malu sendiri.
Diprediksi dalam waktu dekat ini Israel mundur, Benyamin Netanyahu dipecat, Joe Biden provokator perang ini dilaporkan sebagai penjahat perang. Jalan Palestina untuk Merdeka sangat terbuka. Fatah dengan milisi al Qudsnya segera memperbaiki sikap dan membantu Hamas untuk meraih kemerdekaan murni.

Bagaimana nasibnya Israel ? Sebagai bangsa Yahudi sebaiknya hidup berdampingan dengan bangsa Palestina, dibawah negara Palestina. Yang ingin lebih bebas pindah ke Amerika dan negara Eropa. Tentu sulit diterima, tetapi sebagai suatu negara, Palestina dapat mengayomi dan melindungi bangsa Yahudi yang tetap tinggal di Palestina. Bangsa Palestina dibawah bangsa Israel selalu ditindas, dibunuh, disiksa, dipenjarakan dll, bahkan mau ibadah ke masjidil Aqso saja smereka selalu selalu dicegah. Artinya negara Israel tidak boleh ada lagi di negeri Palestina. Palestina harus Merdeka

Bandung, 4.11.2023

Simak berita dan artikel lainnya di Google News