Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)
Rempang adalah Indonesia. Penduduk Rempang adalah rakyat Indonesia. Rempang menolak segala bentuk “penjajahanan” baru yang bertujuan hanya untuk mengeksploitasi kekayaan Indonesia. Di tangan oligarki para taipan ini Indonesia telah hilang kemerdekaan dan bakal menjadi bangsa “jongos”. Ini bukan rasis, tapi kita mengutuk para China “penjajah”.
Jika “pencaplokan” (ingat bukan investasi) wilayah Rempang oleh China ini tidak dihentikan, nasib Indonesia akan seperti Singapura.
Singapura dulunya dikuasai oleh bangsa Melayu. Awalnya, mereka tertipu oleh seorang China, Lee Kuan Yew yang secara door to door dengan berpenampilan layaknya seorang Muslim merayu penduduk Muslim Melayu. Sampai akhirnya, ketika Lee Kuan Yew terpilih menjadi Perdana Menteri, kaum pribumi (Melayu) mulai tersisihkan, dan semakin hari semakin tersingkir oleh warga China.
Begitulah, akhirnya ketika China memimpin Singapura, kini bangsa melayu menjadi bangsa “jongos”.
Gara-gara ketololan rezim Jokowi yang jor-joran berhutang kepada China, padahal China sedang menjerat Indonesia yang mensyaratkan sejumlah kompensasi, akhirnya Indonesia (di bawah Presiden Jokowi) tersandera.
Paling tidak ada lima tuntutan China yang harus dipenuhi Indonesia :
Pertama, Proyek-proyek China harus mengambil pekerja (TKA) dari China
Ini ketololan pertama rezim Jokowi. Dengan mengambil tenaga kerja China berarti menelantarkan tenaga kerja lokal. TKA China terus membanjiri Indonesia.
Kedua, TKA China yang masuk ke Indonesia ternyata sebagaiannya adalah tentara bersenjata
Ini ketololan kedua rezim Jokowi. Sudah banyak temuan senjata dalam jumlah sangat banyak, tapi langsung ditutup rapat-rapat dan tidak terdeteksi oleh media dan masyarakat.
Ketiga, China juga mensyaratkan bahan-bahan baku harus dari China
Ini keololan ketiga rezim Jokowi. Proyek ada di mana-mana tapi perusahaan-perusahaan lokal tetap gulung tikar karena bahan-bahan diambilnya bukan dari perusahaan lokal, baik besi, semen, dan komponen-komponen lainnya.
Keempat, Semua proyek China hanya menguntungka investor China, tidak ada yang memberi manfaat bagi rakyat kecil
Ini ketololan keempat rezim Jokowi. Selain proyek-proyek itu hanya menguntungkan investor China, dana investasi itu masuk ke pejabat tertentu (dengan jalan komisi dan korupsi). Coba kita sebut beberapa proyek China selain Rempang Eco City, diantaranya proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB), IKN, Reklamasi, dll.
Kelima, Indonesia harus “menyerahkan” wilayah yang diminta oleh China
Ini ketololan kelima rezim Jokowi.
Indonesia harus rela “menyerahkan” wilayahnya. Dalihnya investasi, tapi hakikatnya adalah invasi. Konon untuk proyek Rempang Eco City pihal investor menyediakan dana 381 triliun untuk luas lahan 17.000 hektar dengan jangka wakti sampai 2080.
Gara-gara hutang riba dari China, kini China mulai menuntut kompensasi itu. Gara-gara lima ketololan rezim Jokowi, rakyat sendiri yang harus dikorbankan.
Rezim Jokowi tidak berhak menjual Indonesia ke China. Apa yang dilakukan oleh rezim Jokowi yang dikomandani oleh Luhut selaku Marinves dan Bahlil Meninvest telah menjerumuskan Indonesia ke jurang penjajahan baru. Ketiga manusia inilah (Jokowi, Luhut, dan Bahlil) penyebab Rempang bergolak dan “dijajah” China. Mereka adalah pengkhianat bagi bangsa dan Negara Indonesia, musuh rakyat Indonesia. Mereka harus “ditenggelamkan”.
Bandung, 29 Shafar 1445