Oleh : Memet Hakim, Pengamat Sosial & Wanhat APIB/APP TNI
Kasus Pulau Rempang di Batam, memperlihatkan bagaimana rakyat pribumi harus melawan penindasan atas nama investasi. Untuk apa investasi jika rakyat menolak dan dirugikan ? Bukankah tujuan investasi itu untuk kesejahteraan rakyat ?
Kita melihat bagaimana seorang presiden RI yang berada di belakang investor non pri ini, sudah tentu di belakangnya ada para menteri dan para petinggi lainnya. Lahan milik penduduk (Lahan Adat) dianggap menjadi milik negara, sehingga tidak ada ganti rugi dan harus dikosongkan begitu saja. Tentu saja anggapan ini tidak benar. Seperti umumnya di diperkampungan, surat kepemilikan itu tidak dipentingkan, berbeda dg di kota. HGB, HGU yg terbit diatas tanah Adat tentu saja tidak sah, walau di tandatangani oleh Kepala BPN sekalipun. Sekalipun di tanah negara yg tidak dikuasai negara ada perkampungan, pemerintah tidak boleh bertindak se-wenang2, apalagi mereka sudah tinggal disana sejak tahun 1834, dimana negara RI belum ada.
Selain melakukan perampasan hak milik rakyat, presidenpun memerintahkan untuk memecat Kapolda/Kapolres yang tidak berpihak pada Investor. Tidak salah jika presiden dikatakan bengis. Ini kesalahan fatal yang terus berulang oleh penguasa. Kapolri, Kapolda, Kapolres itu kan manusia juga yg berakal, jika perintah atasan tidak benar kan bisa tidak dilaksanakan.
Mana lebih utama, takut ke atasan atau menyakiti rakyat. Itu semua pilihan tergantung ahlak masing2.
Jika rakyat tidak bisa berharap pada presiden sekarang, harus berharap pada siapa lagi ? Dari 3 calon presiden baru Anies yang bersuara benar dan logis saat menghadapi kasus lahan Pertamina di Pal Merah, Jakarta. Tapi beranikah Anies datang ke Batam mendukung perjuangan bangsa Melayu di Rempang ? Atau beranikan PS yang jendral & Menhan ini membela dan melindungi rakyatnya yang ditindas oleh presiden ? Atau mungkin Ganjar Pranowo, setelah belajar dari kasus Wadas, beranikah membela calon rakyatnya di Kepri ? Jika Ganjar berani datang ke Kepala Desa di Jabar dan Jatim, seharusnya Ganjar berani juga datang ke Batam.
Bagaimana dengan para Ketua/pengurus paartai, adakah yang secara lantang membela rakyat, seperti semboyannya membela kepentingan rakyat, membela wong cilik. Beranikan para petinggi TNI yang selalu berbicara TNI bersama rakyat, kini rakyatnya sedang ditindas, ikut hadir di lokasi untuk melindungi rakyat ?
Dari Rempang, pergolakan terjadi, dari Rempang juga akan tersaring calon pemimpin RI dan dari Rempang juga akan terlihat partai yang pro rakyat dan yang yang bukan. Dari Rempang pula akan lahir Hang Tuah, Hang Jebat & Hang Lekir muda. Bangsa Melayu telah ikut menjaring pemimpin di tingkat Nasional. Biarlah sejarah yang akan mencatat apakah para pemimpin ini pantas memimpin negeri ini.
Jika tindakan penguasa sudah keterlaluan, rakyat sudah tidak takut mati, tidak takut moncong senjata lagi, oleh karena itulah Indonesia bisa merdeka tahun 1945. Jangan sampai polisi menganggap karena anak bangsa yg ditahan itu, yang lainnya menjadi takut. Jangan2 pada puncak kemarahannya malah polisi yg ditahan rakyat. Itu terjadi saat perang melawan Belanda.
Presiden RI dan TNI harusnya berbangga hati melihat reaksi orang Melayu yang begitu cinta tanah air, baru mau dijajah investor non pri aja sudah melawan, apalagi jika tentara RRC dan tka China yang menyerang. Rakyatlah yg akan melawan jika tentaranya sudah tidak berdaya.
Bandung, 12.09.2023