Saat menjadi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) marah dengan mengumpat bajingan ketika mendapati acara bagi-bagi es krim yang dilakukan PT Unilever Indonesia membuat rusak Taman Bungkul, Ahad (11/5/2014).
“Sialan bener… bajingan semua…. lihat itu rusak semua,” ujar Risma saat memarahi salah satu panitia bagi-bagi es krim Wall’s yang berbaju merah.
“Sekian puluh tahun kita buat. Ngerti gak? Itu semua uang rakyat.. Gak punya izin lagi,” ujar Risma saat marah-marah yang videonya beredar di YouTube.
Dalam video tersebut juga terlihat bagaimana raut muka Risma yang marah hingga suaranya serak. Risma tidak peduli meskipun dilihat ratusan warga. Risma juga memarahi panitia dengan nada suara yang keras.
Risma murka mengetahui taman kota rusak akibat acara bagi-bagi es krim Wall’s yang diselenggarakan PT Unilever Indonesia. Risma langsung menginstruksikan Bagian Hukum Pemkot Surabaya menggugat panitia acara secara pidana dan perdata.
“Iya, ibu marah besar karena penyelenggara tidak memperhatikan risiko acara bagi-bagi sesuatu di hari kartini. Bu Wali marah, meminta pemkot bagian hukum akan menggugat penyelenggara, secara pidana dan perdata, sekaligus ganti rugi,” kata Kabag Humas Pemkot Surabaya M Fikser, Ahad (11/5/2014).
Acara bagi-bagi es krim ini diselenggarakan tepat saat ada acara care free day. Konsentrasi massa sedang banyak. Acara bagi-bagi es krim itu langsung membetot perhatian warga yang datang, sementara penyelenggara tidak berkoordinasi dengan pemkot.
“Taman sekitar Taman Bungkul rusak, sepanjang median jalan, mulai sebelum CFC sudah ada yang rusak, sampai perempatan Al-Falah, rusak semuanya. Yang ikut katanya ada ratusan ribu orang,” tutur Fikser.
Pagi itu, Risma kebetulan ada agenda dengan warga Surabaya. Dia hendak langsung ke lokasi, tapi terjebak macet. Acara bagi-bagi es krim juga menyebabkan kemacetan jalan. Sesampainya di lokasi sekitar pukul 10.00 WIB, Risma langsung memarahi panitia acara.
“Yang beliau sampaikan, pertama, ‘taman ini dibangun dengan dana APBD, itu uang rakyat. Taman ini dibangun dalam waktu yang cukup lama.’ Beliau sampaikan, ‘bukan hanya uang, tapi juga keringat orang-orang yang telah melakukan sesuatu, ini hilang semua. Tapi anda tidak menghiraukan itu.’ Seperti itu ibu marahnya,” kata Fikser.
Surabaya tidak memiliki sumber daya alam yang baik, kata Fikser menirukan Risma, tapi dengan keindahan taman kota ini orang mau datang ke Surabaya. Oleh sebab itu, Fikser melanjutkan, wali kota perempuan pertama di Surabaya itu meminta pertanggungjawaban panitia.