Pemilihan Presiden (Pilpres) secara langsung menyebabkan partai pendukung menyembah kepada pemilik modal. Presiden yang dihasilkan pilpres langsung dikendalikan para pemilik modal.
“Partai pendukung harus terpaksa menyembah ke pemilik uang. Siapa pemilik uang itu? Kita sudah maklum semua,” kata Direktur Institut Soekarno Hatta, Hatta Taliwang kepada redaksi www.suaranasional.com, Senin (31/7/2023).
Kata Hatta, harga harus dibayar oleh capres yang menang bukan saja menjadi tanggung jawab moril presiden terpilih, tapi juga menjadi resiko bagi rakyat yang tadinya pesta recehan.
“Sekarang hampir semua SDA strategis dikuasai konglomerat penyumbang dana Pilpres. Termasuk impor pangan dan lain-lain menjadi hak istimewa konglomerat tertentu. Jadi rakyat tak boleh mengeluh kalau terjadi impor beras, impor cabe, impor garam dll. Bukan karena rakyat tidak mampu memproduksi bahan-bahan tersebut tetapi bagian dari kebijakan balas jasa kepada para pemodal,” jelasnya.
Menurut Hatta, para pemilik modal bisa mengelontorkan triliunan rupiah tetapi bisa untung ketika jagoannya menjadi pemenang. Para pemilik modal diberi kebijakan yang menguntungkan oleh presiden terpilih.
“Membantu Rp100 triliun tapi panennya bisa ribuan triliun. Itulah teori Lu Bu Wei, bahwa beternak Penguasa itu luar biasa untungnya. Bisnis apapun tak ada yang bisa mengalahkan hasil dari ternak Penguasa,” jelasnya.