Oleh: Tardjono Abu Muas, Pemerhati Masalah Sosial
Sebelum mengupas judul tulisan di atas, alangkah baiknya jika kita perkenalkan sekelumit tentang Indramayu sebagai tempat berdirinya Pesantren Al Zaytun pimpinan Panji Gumilang.
Indramayu adalah salah satu kabupaten yang masuk dalam wilayah Provinsi Jawa Barat. Kabupaten ini di antaranya dikenal penghasil “buah mangga Indramayu” yang harum aromanya dan manis rasanya. Selain itu, daerah ini dikenal dengan tarian topeng bermata sipit yang menjadi andalan dunia wisata.
Kini seiring dengan ucap, sikap dan perilaku Panji Gumilang akhir-akhir ini membuat Indramayu tak seharum aroma buah mangganya yang cukup terkenal, bahkan tarian topeng yang diperankan Panji Gumilang kini topengnya mulai terkuak setelah yang bersangkutan menari topeng tidak kurang dari dua puluh tahun menutupi wajah aslinya.
Menelisik seiring dengan mudahnya akses media sosial (medsos), kini borok-borok Panji Gumilang telah terbuka sendiri oleh yang bersangkutan. Hingga pada gilirannya mengusik hati Kiai Ma’ruf Amin yang kini selaku RI-2 yang juga pernah menjadi Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat dua puluh tahun lalu yang memimpin penelitian soal Pesantren Al Zaytun.
Topeng Panji Gumilang telah terbuka, kini tiba saatnya “cawe-cawe” negara untuk tidak ragu dan takut menangkap dan mengadili Panji Gumilang. Cawe-cawe negara menjadi sebuah keniscayaan untuk menciptakan situasi yang kondusif di Indramayu khususnya dan negeri ini pada umumnya.