Muhammad Fuad Riyadi alias Fuad Plered menuding Abu Abdullah Muhammad ibn Idris al-Syafi’i (Imam Syafi’i) bukan keturunan Rasulullah.
“Saya sebagaiman orang Indonesia pengikut Imam Syafi’i dan bukan zuriyah Rasulullah. Kenapa saya ikuti? ini soal ilmu itu bukan terkait zuriyah Rasulullah,” ungkap Fuad Plered di channel YouTube-nya.
Fuad mengakui mengamalkan Simtoduror maupun beberapa ratib bukan soal zuriyah tetapi ilmunya. “Saya pengamal shalawat Simtoduror ijzah dari Habib Anis Solo, saya baca Ratib al-Haddad, Ratib al-Atthos. Ratib itu ilmu bukan soal zuriyah,” jelas Fuad Plered.
Diskursus apakah Ubaidillah putra dari Sayyidina Ahmad bin Muhajir sampai kiamat penemuan KH Imaduddin tidak bisa dibantah. “Bantahan-bantahan tidak ilmiah. Habib Utsaman mufti Batavia adalah antek penjajah VOC, salah satu penyokong data untuk kepentingan Snouck Hurgronje yang menyamar jadi ulama,” jelasnya.
Dikutip dari Republika, menurut para sejarawan, ahli nasab, dan pakar hadis, Imam Syafi’i masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan Rasulullah SAW. Secara khusus, Imam Bukhari dan Imam Muslim telah memberi kesaksian mereka akan kevalidan nasabnya tersebut dan ketersambungannya dengan nasab Nabi Muhammad SAW.
Ulama legendaris ini bernama lengkap Muhammad bin Idris bin al-`Abbas bin `Utsman bin Syafi` bin as-Saib bin `Ubayd bin `Abdu Zayd bin Hasyim bin al-Muththalib bin `Abdu Manaf bin Qushay. Jika diurut, secara nasab Sang Imam masih satu keturunan dengan Rasulullah SAW dari Abdu Manaf bin Qushay.
Imam Syafi’i ternyata masih termasuk dalam Bani Muththalib, yaitu keturunan dari al-Muththalib, saudara dari Hasyim, yang merupakan kakek Nabi Muhammad SAW.
Ayahnya bernama Idris. Ia adalah orang miskin yang berasal dari daerah Tibalah–daerah Tihamah dekat Yaman. Imam Syafi’i terlahir pada 150 H/ 767 M. Ada dua pendapat tentang kota kelahiran Sang Imam. Ada sejarawan yang meyakini Imam Syafi’i lahir di Gaza, Palestina, namun sebagian berpendapat ia lahir di Asqalan–sebuah kota tak jauh dari Gaza.