Rakyat Indonesia harus menghitung ulang jumlah pajak yang telah disetorkan ke negara. Selama ini, pajak disalahgunakan oknum pegawai pajak yang nilainya sampai triliunan rupiah.
“Bagaimana jika setiap rakyat menghitung ulang jumlah Pajak yg dipalak oleh negara di setiap aktivitas ekonominya, lalu bersatu & bergerak mendesak kepada Pemerintahan @jokowi untuk mengembalikan secara TUNAI uang Pajak yg telah disetorkannya? BALIKIN DUIT PAJAK KAMI SECARA TUNAI?” kata aktivis Petisi 28 Haris Rusly Moti di akun Twitter-nya @HarisRuslyMoti.
Kata Haris, rakyat miskin yang perokok membayar pajak cukai tetapi oknum pegawai pajak merampok hasil setoran dari masyarakat kelas bawah itu untuk keluarga dan kelompoknya.
“Sobat, hitung saja, bagi perokok, baik perokok miskin yg beli ketengan, maupun perokok kaya yg beli bungkusan, berapa jumlah duit Pajak & Cukai yg disetorkan setiap batang/bungkus rokok yg dihisap. Bukankah ada 40% -45% Cukai & Pajak di sana? Kalikan per hari berapa bungkus, tiap tahun berapa yg kita setorkan ke negara. Teriakan: BALIKIN DUIT PAJAK ITU SECARA TUNAI! Karena ternyata uang Pajak kami dirampok si Alun & Gayus, dll,” paparnya.
Semua kebutuhan dipajaki oleh negara tetapi hasilnya tidak memberikan manfaat buat rakyat.
“Sobat, setiap jajan makan restoran, beli fastfood, mie instan, beras, minyak goreng, beli rumah/rumah, si emak yg pamer beli tas merk, itu semua dipaksa Cap Pajak di dalamnya. Bahkan rumah & tanah milik kita pun dipaksa bayar PBB tiap tahunnya. Hitung semua itu, lalu jumlahkan semuanya, desak BALIKIN DUIT PAJAK KAMI SECARA TUNAI, karena ternyata hanya bikin tajir si Alun, Gayus, dll,” tegas Haris.