Luhut Otak di Balik Putusan Sesat Hakim PN Jakarta Pusat?

Istana yang minta rakyat menghormati keputusan Majlis hakim PN Jakarta Pusat tentang Penundaan Pemilu, bertentangan dengan pernyataan Jokowi ketika menanggapi keputusan MK tentang penolakan perpanjang pemilu. Kata Ade Irfan Pulungan, tenaga ahli utama Kantor Staf Presiden (KSP) beberapa hari lalu. “Pak Jokowi senagai Presiden termasuk taat konstitusi,” ujar Ade.

Putusan PN Jakpus tentang tunda pemilu adalah putusan gila. Ini putusan yang keliru, salah alamat, dan diputuskan oleh Pengadilan telah yang memutuskan perkara yang bukan kewenangannya . Kok harus ditaati ? Bukannya harus ditolak ? Istana sepertinya sama-sama bodoh dan jahatnya dengan majlis hakim PN Jakpus yang bodoh dan buta. Sebagai lembaga negara, istana seharusnya meluruskan keputusan Pengadilan yang akal-akalan dan direkayasa, bukannya malah menyuruh mentaati dan menghormatinya.

Setiap pelanggaran konstitusi dan Undang-undang harus diluruskan dan si pelanggar hukum harus ditindak tegas. Jangan sampai satu lembaga yang membuat kesalahan, lembaga yang lain malah koor secara berjamaah membenarkannya. Ini kan absurd, kacau. Ini negara macam apa, di mana konstitusi, Undang-undang, dan pilihan rakyat tidak diindahkan dan diinjak-injak dengan seenaknya. Semua ini gara-gara oligarki taipan yang tidak mau bisnis hitamnya diusik. Dan seperti yang diberitakan oleh Tempo, CNN, dan POS KOTA, ternyata semua ini otaknya Luhut, lalu diamini oleh Ketum Parpol pengkhianat, mulai dari Zulkifli Hasan, Airlangga Hartarto, dll. Ketum PKB, Muhaimin Iskandar, dan Ketum P3, Mardiono termasuk pengusul Jokowi 3 periode.

Otak busuk para pemimpin negeri ini yang selalu memanipulasi keinginan rakyat dengan menyuap beberapa gelintir manusia bejat dan tak bermoral untuk menghancurkan negeri ini. Kebodohan dan kebusukan terus dipertontonkan kepada rakyat, dengan menyalahgunakan kekuasaan dan wewenang yang diamanahkan oleh rakyat.

Skenario perpanjangan Pemilu yang melabrak konstitusi dan menipu rakyat dilakukan semata-mata untuk memperpanjang kezhaliman demi kezhaliman. Semua elemen yang setuju perpanjangan pemilu adalah para pengkhianat bangsa yang sangat egois hanya memikirkan kepentingannya sendiri saja dengan mengorbankan jutaan rakyat yang terus menderita.

Sudah saatnya rakyat berani melawan segala kezhaliman penguasa tamak yang terus menginjak-injak hak-hak rakyat, kejujuran, kebenaran, dan keadilan. Jangan biarkan para politisi rakus dan hitam serta pengkhianat bangsa menghancurkan negeri yang hampir ambruk ini.

Rezim Jokowi sudah tidak bisa dipercaya. Jokowi yang di akhir masa Jabatannya seharusnya meninggalkan kesan yang baik sehingga bisa husnul-khatimah, tapi sifat rakus dan panjang angan-angannya telah menjatuhkan dirinya ke lembah kezhaliman dan menindas rakyat. Di tambah lagi orang-orang di sekelilingnnya yang sesat dan rakus, maka sempurnalah kezhaliman rezim ini. Yakinlah, bahwa walaupun Pemilu ditunda, tidak bisa menghalangi dirinya game over dari kekuasaan dan ajal.

Kita pantau terus, apakah Rezim Jokowi mau tetap pilih suu-ul khatimah ? Pesta itu pasti berakhir.

Bandung, 14 Sya’ban 1444
Sholihin MS