Makin Diserang, Anies Baswedan Makin Berkibar

Setelah PKS memastikan dukung Anies, semakin gencar serangan ke Anies, akan tetapi justru Anies semakin berkibar. Isu Anies akan ditangkap KPK, yang terjadi malah Direktur Penuntutan, Fitroh Rohcahyanto mundur konon kabarnya akibat tekanan Firli Bahuri, sang Ketua KPK. Semoga saja Anies semakin digempur, semakin kuat.

Sebut aja KIB (Kuning, Ijo Biru) merapat ke Anies. Relawan GP juga pindah ke Anies. Petinggi Golkar, Erwin Aksa, mencoba menyerang Anies dengan isue hutang Anies ke Sandiaga partnernya pada pilkada di DKI, dibawahnya yang terjadi malah banyak orang Golkar merapat ke Anies. Sayang Sandi juga tidak tegas dalam urusan ini, semua penjelasannya ngambang. Akibat pernyataan EA, tentu Golkar & Gerindra kehilangan banyak suara, anggaplah ada 20 juta saja dari Golkar, sudah banyak sekali. Memang paling dirugikan dengan serangan ke Anies ini adalah Golkar dan Gerindra.

Jika Sandiaga Uno mau uangnya kembali, tagih aja secara formal, insha Allah dibayar. Para pendukung Anies tanpa Partai juga sudah siap membayarnya dengan cara saweran. Tapi Sandiaga Uno dan Prabowo Subianto harus fair juga, harus mengembalikan saweran dari pendukungnya, konon katanya sebesar 10 T, walau tidak ada surat perjanjian.

Petinggi Gerindra menyerang Anies dengan isu ada perjanjian (sebelum Pilgub) seolah Anies yg melanggar komitmen, ujungnya netizen ramai-ramai membuka aib Prabowo dan Sandiaga yang menghianati rakyat. Tidak kurang Ahmad Dhani memperkirakan 50 juta umat Islam yang pindah ke Anies, jumlah ini akan bertambah banyak seiring dengan serangan elite Gerindra & Golkar ke Anies, jika ada 30 juta aja, totalnya sudah menjadi 80 juta, plus pendukung Anies yg setia sekitar 40-50 jutaan, jadi total 120-130 juta merupakan pasukannya Anies. Buat info Jumlah pemilih juga hanya 154 jutaan.

Jika ijtima Ulama, menyatakan mendukung Anies (walau belum tentu), apa yg dikatakan Rocky Gerung yakni 80 % bisa benar adanya. Anies de facto sudah jadi presiden. Presiden saat ini hanya punya kekuasaan formal, tapi tidak legitimate.

Masih banyak calon presiden dari partai yg lain, cukup berebut pemilih sisa saja, yang 20% yakni sekitar 30 jutaan. Dalam pertarungan memilih presiden kali ini, tampaknya capres pilihan penguasa akan lawan capres pilihan rakyat. Politikus ulung, sejatinya dapat membaca fenomena ini.

Bandung, 10 Februari, 2023
Memet Hakim
Pengamat Sosial

 

 

 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News