Ketua Dewan Pengarah BRIN Megawati Soekarnoputri juga harus dievalusi setelah badan riset tersebut terbongkar kebobrokannya termasuk dalam pengelolaan anggaran.
“Kegagalan itu kiranya tidak bisa dibebankan hanya kepada Kepala BRIN Laksana Tri Handoko. Sebab, Laksana Tri Handoko hanya sebagai pelaksana sesuai arahan Dewan Pengarah. Dewan Pengarah yang terdiri 10 orang dan diketuai Megawati Soekarnoputri bertugas untuk memberikan arahan dan panduan pengembangan riset di bawah BRIN,” kata Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritongga kepada redaksi www.suaranasional.com, Jumat (3/2/2023).
“Perlu juga dievaluasi keberadaan Dewan Pengarah. Apakah Dewan Pengarah memang sudah memberikan arahan dan panduan pengembangan riset di BRIN ? Kalau sudah, apakah arahan dan panduannya memungkinkan lahirnya berbagai inovasi dan pengembangan teknologi?” tanya Jamiluddin.
Kalau arahan memang sudah dilakukan Dewan Pengarah, barulah Kegagalan BRIN dilimpahkan kepada Laksana Tri Handoko. Namun bila arahan dan panduan dari Dewan Pengarah tidak jelas, tentu tidak adil kalau kegagalan BRIN dilimpahkan semata kepada Laksana Tri Handoko.
“Jadi, sebelum merekomendasikan Laksana Tri Handoko dicopot dari jabatannya, Komisi VII lebih bijak bila mengevaluasi dahulu keberadaan Dewan Pengarah. Hasil evaluasi itu dapat menjadi acuan dalam bersikap sehingga Komisi VII FPR RI melihat persoalan BRIN lebih jernih, objektif, dan berkeadilan,” pungkasnya.