Pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang biasa disebut Ahoker bernama John Sitorus menganggap kematian Lieus Sungkharisma merupakan akibat sumpah dari mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
“Lieus Sungkharisma, please hentikan ini semua, cabut sumpah Anda,” kata John di akun Twitter-nya @Miduk17, Rabu (25/1/2023).
Tokoh Tionghoa sekaligus aktivis demokrasi Lius Sungkharisma meninggal dunia akibat serangan jantung di RS Pondok Indah Bintaro, Selasa (24/1/2023).
“Iya Papa meninggal,” kata Putra Lieus Sungkharisma, Michael Sungkharisma kepada redaksi www.suaranasional.com. Ia juga membagikan foto mencium kening jenazah Lieus Sungkharisma.
Jenazah Lieus akan disemayamkan di Rumah Duka Heaven, Pluit, Jakarta Utara, untuk kemudian dikremasi.
Semasa hidup, Lieus pernah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Reformasi Tionghoa Indonesia (PARTI), Wakil Bendahara Depinas SOKSI (Dewan Pimpinan Nasional Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) periode 1986-1991, Ketua di DPP AMPI (Angkatan Muda Pembaruan Indonesia), dan DPP KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia).
Dia juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Generasi Muda Buddhis Indonesia (Gemabuddhi) pada tahun 1985, Ketua Perhimpunan Pengusaha Tionghoa DKI Jakarta dan Ketua Umum Multi Culture Society, sekaligus Wakil Presiden The World Peace Committee. Ia juga mengelola tabloid bernama Naga Post.
Lieus merupakan warga keturunan Tionghoa dan beragama Buddha, ia selalu bersama-sama dengan umat Islam yang tergabung dalam aksi 212 dan menggemakan takbir di setiap aksinya.
Pada 2012 lalu, saat Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjabat Gubernur dan Wagub DKI Jakarta, Lieus mengatasnamakan diri sebagai koordinator masyarakat peduli MRT Fatmawati, memprotes Jokowi yang meresmikan pembangunan MRT yang melintasi Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan.
Lieus pun kerap mengkritisi kepemimpinan Jokowi-Ahok di Pemprov DKI Jakarta. Menurutnya, Ahok tak bisa menjalankan tugasnya sebagai wagub dengan baik.
Namun, pada Pilpres 2014, Lieus menjadi pendukung Jokowi. Alasan Lieus pada saat itu, Jokowi jadi Gubernur DKI Jakarta banyak tekanan dari mana-mana, sedangkan jika jadi presiden Jokowi tak akan mendapat tekanan dari siapa pun. Bahkan, di Pemilu 2014 lalu, ia sempat membuat lomba yang bertajuk ‘Surat untuk Jokowi’.
Sementara, saat Pilkada DKI 2017, Lieus mendukung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Sylvina Murni sebagai cagub dan cawagub DKI. Namun, AHY kalah di putaran pertama, ia pun kemudian merapat ke pasangan Anies – Sandi yang diusung PKS dan Partai Gerindra pimpinan Prabowo Subianto.