Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis survei elektabilitas partai politik (parpol) jelang Pemilu 2024. Dalam survei yang dilaksanakan pada 7-11 Januari 2023, PDIP masih menjadi parpol dengan elektabilitas tertinggi. Namun Demokrat merangsek masuk tiga besar dengan menggeser Golkar yang turun pada peringkat keempat.
Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan mengungkapkan, apabila pemilu legislatif (pileg) digelar sekarang, maka PDIP menempati posisi teratas dengan raihan 21,9 persen. Posisi berikutnya Partai Gerinda yang memperoleh dukungan sebesar 12,1 persen, Partai Demokrat 7,1 persen, Partai Golkar 6,7 persen, Partai NasDem 5 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 5 persen, Perindo 4,8 persen, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 4,7 persen.
“PDIP pada survei kali ini kami temukan (menempati posisi teratas) didukung oleh 21,9 persen (responden) kalau pemilu legislatif diadakan sekarang,” ujar Djayadi Hanan saat memaparkan hasil survei bertajuk “Kinerja Presiden, Pencabutan PPKM, Ketersediaan Bahan Pokok dan BBM, serta Peta Politik Terkini”, sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube Lembaga Survei Indonesia, LSI_Lembaga, di Jakarta, Minggu (22/1/2023).
“Sementara itu, ada sebanyak 26,7 persen responden yang belum menentukan pilihan,” tambahnya.
LSI berpendapat tingginya posisi PDIP itu dipengaruhi salah satunya oleh tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo. Dalam temuan LSI pada survei kali ini, tingkat kepercayaan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi mencapai 76,2 persen.
Djayadi mengatakan angka tersebut menjadi yang tertinggi dalam survei persepsi publik, terutama terkait tingkat kepercayaan atas kinerja presiden. Tingginya kepercayaan publik terhadap kinerja Jokowi itu membawa dampak positif terhadap PDIP.
Survei LSI kali ini menargetkan populasi warga negara Indonesia berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah. Mereka dipilih sebagai responden dengan metode pemilihan sampel random digit dialing, yakni teknik memilih sampel melalui pembangkitan nomor telepon secara acak.
“Dengan metode itu, sebanyak 1.221 responden dipilih melalui pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening,” ucap Djayadi.
Adapun toleransi atau batas kesalahan survei ini adalah sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.