Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak sesuai apa yang diomongkan seperti pernyataan Mobil Esemka yang sudah dipesan 6000 unit. Namun sampai sekarang, mobil Esemka tidak pernah muncul.
“Kita mengalami krisis kepemimpinan nasional. Pak Jokowi, maaf, jauh dari kapasitas sebagai pemimpin nasional. Sebab, pak Jokowi ‘munafik’,” kata Eks Panasehat KPK Abdullah Hehamahua dalam pernyataan kepada redaksi www.suaranasional.com, Jumat (30/12/2022) dalam artikel berjudul “Tahun 2022, Indonesia Multi Krisis (1)”
Abdullah Hehamahua menuding Jokowi ‘munafik’ dengan mengutip hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim tentang tanda-tanda orang munafik. “Tanda-tanda orang munafik ada tiga: apabila dia berbicara niscaya dia berbohong, apabila dia berjanji niscaya mengingkari, dan apabila dia dipercaya niscaya dia berkhianat.” (HR Bukhari dan Muslim).
Abdullah mengutip Kompas.com, 19 Januari 2012, memberitakan, “Wali Kota Solo Joko Widodo, akrab disapa Jokowi, mengaku bahwa saat ini jumlah pesanan mobil Esemka telah mencapai 6.000 unit. Atas pesanan tersebut, Jokowi mengatakan, mobil buatan siswa SMK ini siap diproduksi pada tahun ini. Saat ini, Kiat Esemka tinggal menunggu uji kelayakan saja.”
“Faktanya, sampai sekarang mobil tersebut tidak pernah muncul,” tegasnya.
Menurut Abdullah, Jokowi berjanji, tidak akan berutang dan impor. Faktanya, utang luar negeri tahun ini saja, 7,5 ribu trilyun. Sayur dan buah pun, diimpor. BPS mencatat, impor sayuran melonjak dan menjadi komoditas impor terbesar pada April 2022. China dan Mesir menjadi pemasok terbesar.
“Impor terbesar berasal dari sayuran sebesar US$ 63,6 juta atau meningkat 111,78%. Negara asal barangnya sayuran ini dari Tiongkok (China), Myanmar, dan Mesir,” kata Kepala BPS Margo Yuwono. Impor buah pun bertambah US$ 44,1 juta. Padahal, Indonesia, negara agraris. Maknanya, Jokowi tidak tepati janji.
Jokowi diberi amanah untuk menjadi walikota Solo dan gubernur DKI Jakarta, masing-masing lima tahun. Faktanya, Jokowi meninggalkan jabatannya sebelum waktunya.
“Maknanya, Jokowi khianati kepercayaan rakyat. Tiga contoh di atas menunjukkan, Jokowi tidak pantas menjadi pimpinan nasional. Namun, KPU menetapkan Jokowi sebagai Presiden. Cuma, penetapan KPU tersebut kontroversial. Olehnya, sebaiknya Jokowi mundur saja secara damai. Sebab, ada tiga presiden Indonesia yang dilengserkan secara paksa oleh mahasiswa,” paparnya.