Presiden Soekarno (Bung Karno) akan memberantas siapa saja yang membenci komunis khususnya terhadap PKI
“Terus terang saja, jika di kalangan Nas ada komunisto phobi, di kalangan agama komunisto phobi, di angkatan bersenjata ada yang berkomunisto phobi. Ini penyakit phobia hendak saya berantas saudara-saudara,” kata Soekarno dalam pidato yang beredar di YouTube.
Soekarno menggabungkan nasionalis, agama dan komunis (Nasakom) untuk persatuan bangsa dalam melawan kolonialisme.
“Oleh karena itu dengan sengaja penggabungan nationale revolusionare krachten ini. Saya pakai perkataan kom, Kom, Kom sekali lagi Kom,” ungkapnya.
Ia juga mengutarakan, banyak yang tidak suka komunis di Indonesia termasuk berusaha menghancurkan PKI.
“Kecuali itu, Saya dengan sengaja menggunakan kom, Nasakom karena di Indonesia banyak orang yang phobi saudara-saudara. Phobi kepada Kom. Phobi terhadap Kom artinya takut terhadap Kom khususnya kepada PKI, benci kepada PKI hendak menghancur leburkan PKI,” papar Soekarno.
Gagasan Nasakom sebenarnya sudah dipikirikan Soekarno sejak 1927, jauh sebelum Indonesia merdeka.
Soekarno menulis rangkaian artikel berjudul “Nasionalisme, Islam, dan Marxisme” dalam majalah Indonesia Moeda.
Kemudian, tahun 1956, ia menyampaikan gagasan ini.
Ia mengkritik sistem Demokrasi Parlementer yang dianggap tidak cocok untuk diterapkan di Indonesia.
Menurut Soekarno, Demokrasi Parlementer melindungi sistem kapitalisme.
Sebab parlemen dikuasai oleh kaum borjuis. Sehingga menurutnya sistem ini tidak bisa memakmurkan rakyat.
Menurut putra sulung Bung Karno, Guntur Soekarno, banyak orang salah kaprah mengenai nasakom.
“Kalau mengenai nasakom, banyak orang-orang yang salah kaprah. Nasakom itu adalah satu living reality, kenyataan hidup, baik di Indonesia maupun dunia. Bahwa memang manusia ini terbagi dari tiga besar ideologi yaitu nasionalisme, agama, komunisme,” kata Guntur dalam “Podcast Apa Adanya” seperti dikutip dari kanal YouTube B1 Plus, Jumat (29/10/2021).
Guntur menyatakan Bung Karno dalam pidato kenegaraan pada 17 Agustus 1966 menyebut istilah nasakom dapat diganti dengan nasasos (nasionalisme, agama, sosialisme) atau apa pun.
“Tapi yang penting ketiganya ini bukan berarti kalau ‘nas’ berarti PNI, ‘a’ mesti NU, atau ‘kom’ mesti PKI. Bukan begitu pengertiannya. Pengertiannya adalah persatuan nasional revolusioner. Di mana kenyataan yang tidak bisa dibantah istilah Bung Karno, malaikan di langit pun tidak bisa membantah, manusia ini terbagi dalam tiga ideologi besar, yaitu nasionalisme, agama, dan komunisme atau sosialisme,” tegas Guntur.
Guntur mempersoalkan apabila ada pihak yang mempertentangkan antara nasakom dengan Pancasila. “Bahkan Bung Karno katakan kalau nasakom itu secara ideologi diperas, itu jadinya juga Pancasila. Jadi, jangan dibuat antara nasakom idenya Bung Karno dengan Pancasila idenya Bung Karno dikontradiksikan,” kata Guntur.