Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bisa saja memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, jika saja bersedia menjadi calon wakil presiden dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
“Yang menarik adalah simulasi keempat, ketika kita coba lihat, kita coba sandingkan Ganjar Pranowo dengan Prabowo Subianto, angkanya mencapai 45,3%,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya, dalam rilis survei yang disiarkan secara daring di YouTube Charta Politika Indonesia, Kamis (22/12/2022)
“Walaupun asumsikan di sini Mas Ganjar tidak maju lewat PDI Perjuangan, sementara Mbak Puan maju sendiri kita pasangan dengan Andika Perkasa, Anies Baswedan dengan Ridwan Kamil ada di angka 32,6%, tidak tahu/tidak jawab 19,7%,” imbuhnya.
Survei Charta Politika juga menyebut elektabilitas Ganjar Pranowo masih yang tertinggi dibanding kandidat calon presiden lainnya, yakni Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto. Survei tersebut dilakukan pada 8 Desember hingga 16 Desember 2022 dengan metode wawancara tatap muka terhadap 1.220 orang responden dengan margin of error 2,82%.
Dalam survei ini, elektabilitas Ganjar Pranowo mencapai 31,7%, sementara Anies Baswedan 23,9% dan Prabowo Subianto 23,0%.
Di peringkat empat, Ridwan Kamil masih stabil dengan angka 5,8%, disusul Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 2,3%, Sandiaga Uno 2,0%, Puan Maharani 1,5%, Khofifah Indar Parawansa 1,2%, Erick Thohir 1,1%, dan Airlangga Hartarto 0,7%.
“Ada kecenderungan, daerah yang Pak Jokowi kuat, sekarang dikuasai Ganjar. Ada kecenderungan, daerah yang dulu dikuasai oleh Pak Prabowo, mulai digerogoti oleh Anies, dan sebagian masih dikuasai Pak Prabowo,” ungkap Yunarto.
Dari survei ini, Yunarto mengatakan kondisi Pemilu 2024 tidak akan berdiri sendiri dan masih akan terpengaruh oleh kondisi yang pernah terjadi di pemilu sebelumnya.
“Ada kecenderungan memang pembelahan masih terjadi, kecenderungan orang yang menginginkan kelanjutan, melihat bahwa ini kemudian pantas diemban oleh Ganjar karena dianggap paling identik, sehingga itu yang menyebabkan Ganjar mendapatkan penguasan daerah di daerah-daerah yang dulu Jokowi juga kuat,” kata Yunarto