People Power Hanya Halusinasi?

People power atau demo besar-besaram yang diharapkan sebagian rakyat yang beroposisi untuk menekan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat. Tapi apakah mungkin? Jawabannya bisa ya bisa juga tidak, tergantung dari kacamata mana melihatnya.

Jika optimis tentu jawabannya iya, dengan modal tingkat kepercayaan rakyat yang begitu rendah kepada pemerintah dan keberpihakan pemerintah bukan pada rakyat, tentu ini merupakan modal utama. Terlebih lagi dengan adanya kasus ijazah palsu, kasus FS, km 50, tipu-tipu di GBK & tipu-tipu lainnya, setidaknya “kemarahan” rakyat semakin memuncak dan itulah cikal bakal people power. Umat Islam yang paling banyak dirugikan selama ini, di mana ulamanya banyak yang tahan, diharapkan menjadi lokomotif perjuangan. Sayangnya umat Islam juga mau diadu dengan umat Islam juga. Yg tertawa tentu dalangnya.

Baca juga:  Di Balik Layar Hubungan Rezim Jokowi-Israel

Yang pesimis tentu akan menjawab tidak, mengingat rakyat belum bersatu, belum adanya pemimpin yang mumpuni yang bisa memimpin di garis depan. Kelompok pesimis ini melihat pemerintah terlalu kuat untuk dilawan, people power hanyalah halusinasi. Terlalu jauh hayalannya terjadi hal tersebut, akhirnya kelompok ini menjadi skeptis, ngurus dirinya sendiri.

Memang faktanya saat ini semua komunitas terbelah dua, tidak terkecuali sikap terhadap pemerintah juga. Nasionalis, agamis sama saja sudah terkotak kotak. Itulah sebabnya rakyat terus menunggu datangnya pemimpin baru yang dapat dipercaya dan memimpin mereka. Pemimpin yang digadang gadang masih belum siap memimpin perubahan kelihatannya.

Baca juga:  Tanpa Atribut Organisasi, Warga Muhammadiyah Mobilisasi Demo 4 November 2016

Bandung, 29.11.2022
Memet Hakim
Pengamat Sosial
Ketua Umum APIB