Kader Yayasan Pendidikan Soekarno: Jokowi Mundur, Indonesia Maju

Indonesia menjadi negara maju dan tidak terjadi pembelahan di masyarakat setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mundur dari jabatannya.

“Menjadi keharusan yang harus dilaksanakan, bahwasanya saatnya Jokowi mundur dan Indonesia maju,” kata Kader Yayasan Pendidikan Soekarno, Yusuf Blegur kepada redaksi www.suaranasional.com, Ahad (30/10/2022).

Kata Yusuf, sejak Rezim Jokowi memimpin, Indonesia menjadi negara terbelakang bahkan tertinggal seratus tahun dari negara yang hanya ada di kawasan asia tenggara.

“Pembelahan sosial yang menimbulkan luka dalam dan sulit disembuhkan bagi persatuan dan kesatuan nasional. Kehidupan ekonomi dan politik yang membuat kehidupan rakyat dibebani utang dan krisis keuangan, membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa kuli di atas bangsa kuli. Begitupula dengan kedaulatan negara, harga diri, kehormatan serta martabat bangsa yang semakin terpuruk,” ungkapnya.

Di era Rezim Jokowi, kata Yusuf, Indonesia menjadi sempurna menuju negara gagal, ketika ditambah sistem pertahanan dan keamanan menjadi begitu sangat lemah. Terbukti bukan hanya pada ranah sosial, ekonomi dan politik, dalam penguasaan persenjataan konvensional dan biologis.

Militer Indonesia masih tergolong memiliki alutsista yang secara kualitatif dan kuantitatif masih jauh dari standar dan belum mampu menjamin keselamatan dan kesinambungan eksistensi NKRI. Pandemi Covid-19 beserta kontroversi dan eksesnya menjadi bukti yang tak terbantahkan, betapa rapuhnya Indonesia dalam skala lokal dan terlebih global.

Yusuf mengatakan, Rezim Jokowi, sebuah komunitas politik dengan pemimpin boneka yang didampingi birokrat hipokrit dan badut-badut buzzer yang konyol. Indonesia nyaris tenggelam oleh perilaku menyimpang kekuasaan rezim Jokowi yang tak ubahnya bagai penjahat berkedok aparatur negara dan dilindungi konstitusi.

“Sebuah entitas politik pemerintahan yang menerkam, mengoyak dan mencabik-cabik Pancasila, UUD 1945 dan NKRI,” paparnya.

Saat pemerintah Jokowi berkuasa, Indonesia telah mengalami kehancuran nyaris di semua aspek. Kebudayaan kapitalistik yang hedon telah membuat rakyat tercerabut dari akar nilai-nilai spiritual dan religi. Keinginan mencari kesenangan hidup dan mengabaikan prinsip-prinsip Akhlakul kharimah, membuat hampir seluruh rakyat Indonesia hanya menjadi bangsa yang sekedar beragama tapi tak Bertuhan.

“Kebohongan demi kebohongan, fitnah keji dan pembunuhan menjadi pemandangan biasa dalam pergaulan sosial dan interaksi kebangsaan. Rakyat Indonesia di bawah kepemimpinan rezim boneka dan aparat monster, layaknya populasi penduduk yang primitif dan barbar yang hidup di era modern,” pungkasnya.