Membuat patung manusia tidak dosa dengan tujuan tidak untuk penyembahan tetapi memberikan pelajaran kepada masyarakat khususnya tentang sejarah bangsa Indonesia.
“Saya menyatakan membuat patung manusia atau makhluk hidup lainnya tidak dosa,” kata Budayawan Muhammadiyah Kusen dalam pernyataan kepada redaksi www.suaranasional.com, Ahad (9/10/2022).
Menurut Kusen, Muhammadiyah mempunyai kader seorang pamatung bernama Yusman. “Hampir seluruh patung di museum angkatan darat seluruh Indonesia sejak jaman Presiden Soekarno hingga Jokowi dibuat Yusman,” paparnya.
Kusen mengatakan, Muhammadiyah memberikan apresiasi kepada pematung Yusman dengan menampilkan karyanya patung Jenderal Sudirmansaat gerilya. “Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti hadir dalam pameran patung tersebut,” jelasnya.
Dikutip dari suaramuhammadiyah, larangan pembuatan patung dan gambar makhluk hidup itu dapat dilihat dalam konteks perjuangan Nabi Muhammad saw memberantas ajaran penyembahan berhala dan menegakkan ajaran tauhid yang murni, apabila membuat patung dan gambar itu tidak diberantas maka akan terjadi perusakan akidah baru itu.
“Sedangkan bilamana tidak dikhawatirkan merusak akidah, maka larangan tersebut tidak ada. Seperti dalam kasus boneka mainan anak-anak. Hal ini juga dapat dipahami dari alasan Nabi saw memerintahkan penyingkiran tabir bergambar karena memalingkan beliau dari Allah dan mengingatkan pada dunia serta mengganggu kekhusyukan salatnya. Jika semua alasan itu tidak ada, maka larangannya pun tidak ada”
Suara Muhammadiyah menerangkan zaman modern, pembuatan patung dan gambar makhluk bernyawa kebanyakan bukanlah untuk disembah dan bagaimanapun, rasanya tidak ada umat Islam yang menyembah patung. Di lain pihak, patung dan gambar mempunyai beberapa manfaat, yang dulu tidak ada di zaman Nabi saw, misalnya untuk pelajaran, pengabadian peristiwa sejarah seperti patung biorama, dan lain-lain.