Optimalisasi Pariwisata Daerah, Pemkab Lamongan Fasilitasi Pengembangan Desa Wisata


Sebagai langkah dalam mengoptimalisasikan kembali pariwisata daerah, Pemerintah Kabupaten Lamongan melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Lamongan, berupaya memfasilitasi desa-desa wisata yang ada di Kabupaten Lamongan pasca pandemi Covid-19.



Melalui upaya tersebut, menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lamongan Siti Rubikah, saat ini, Kabupaten Lamongan memfokuskan pada lima desa yang berpotensi di Lamongan. Lima Desa binaan tersebut diantaranya Pantai Kutang- Kecamatan Brondong; Pemandian Air Hangat Brumbung, Desa Kranji dan Sendang Duwur – Paciran; Puncak Wangi – Babat; Taman Airlangga; dan Desa Patahan – Kecamatan Sambeng,





“Dinas pariwisata mencoba melakukan pendampingan kepada desa-desa wisata ini kami menyebutnya rintisan, rintisan dari desanya masing-masing. Dan saat ini, prosesi awalnya masih identifikasi potensinya dulu dan setelah ini nanti akan dilakukan pendampingan,” kata Rubikah



Rubikah mengatakan, langkah-langkah yang di ambil disparbud dalam membentuk desa wisata yakni penggalian dan penataan potensi-potensi desa, pengkajian terkait kebudayaan, sarana prasarana, dan lokasi, kemudian baru akan dilakukan pendampingan.



lebih lanjut, menurut Rubikah, Ketika potensi desa wisata ini sudah terlihat, disparbud akan melakukan pelatihan-pelatihan pada Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata), sehingga, nanti tidak hanya desa wisata yang terbererdaya namun juga kelembagaan dan SDMnya.



“Kami tata dulu potensi-potensi yang ada di Desa Wisata ini, apalagi sekarang sudah ada dukung Undangan-Undang mengenai Desa Wisata, ini akan lebih menguatkan lagi terkait peraturan dari Desa Wisata ini, yang selanjutnya nanti mungkin bisa di integrasikan dari desa-desa ini. Dan kedepannya akan diberikan master plan agar lebih terarah,” jelasnya



Meski demikian, Rubikah menuturkan, dalam pengotimalisasian desa wisata ini, yang terpenting saat ini, pengetahuan perangkat desa terkait desa wisata dan potensi apa yang ada di desa tersebut. “Masing-masing desa ini cari tau dulu potensinya apa, baru nanti kita bantu uruskan,” tambahnya



Melihat kebupaten/kota tetangga yang berhasil dengan pengembangan desa wisatanya, Rubikah terinspirasi dan mencoba mengadaptasi cara pengembangan Desa Wisata dengan hadirkan konsultan sebagai pendamping di lima desa wisata binaan disparbud ini.



“Kita targetkan selama 40 hari, dan saat ini masih penggalian dan pematangan potensi desanya baik itu kelebihan maupun kekurangannya,” ucapnya



Melihat potensi yang besar di Lamongan, Rubikah mengharapkan adanya dukungan serta komitmen penuh dari pihak pemerintah desa. “Kepala desa inikan sebagai penggeraknya dan berkenaan langsung, sehingga kami mengharapkan komitmen dari mereka, dan kami berharap para pemdes ini melibatkan dan memberdayakan masyarakat desanya juga, agar nantinya ada rasa saling memiliki dan menjaga. Karena kami pasti tidak bisa bekerja sendiri tanpa adanya kolaborasi,” pungkasnya (RINTO CAEM)