Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam HUT ke-75 harus mengantisipasi ancaman senjata biologis.
“Operasi Militer Selain Perang (OMSP) menghadapi pandemi Covid-19 juga dapat diterapkan menghadapi ancaman senjata biologis,” kata Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati dalam pernyataan kepada suaranasional, Senin (5/10/2020).
Menurut perempuan yang dipanggil Nuning, senjata biologis dan pertahanan negara antisenjata biologis merupakan ilmu pengetahuan yang harus dikuasai TNI.
“Melihat semakin luasnya ancaman, dalam kurun waktu ke depan TNI membutuhkan peningkatan kualitas SDM nya sebagai bagian modernisasi Alutsista sehingga dibutuhkan kemampuan manajemen tempur dan diplomasi militer yang handal,” jelasnya.
Kata perempuan yang biasa dipanggil Nuning ini, kemampuan TNI menghadapi ancaman senjata biologis pada gilirannya juga bisa diimplementasikan untuk menghadapi Senjata Pemusnah Massal (Weapon of Mass Destruction) lainnya. “Ancaman senjata nuklir, senjata kimia dan senjata radiasi juga memiliki skala tinggi untuk dideteksi dan ditangkal,” papar perempuan peraih doktor dalam bidang intelijen ini.
Menurut Nuning, HUT ke-75, TNI diharapkan segera meningkatkan kemampuan dan persenjataannya untuk menghadapi ancaman CBRN (Chemical, Biology, Radiation and Nuclear).