Gowes Tol-Menghibur Orang Kaya

Sudahlah…mau diberi seribu satu alasan pun tetap sama tujuannya. Sekelompok pesepeda elite ada yang ngebet main kebut-kebutan di jalan Tol. Mereka bisa disebut warga ‘kokay’ alias sudah mapan lah segalanya terkait materi.

Ada yang usul ke Gubernur, mungkin kebetulan teman baik juga. Direspon dan tidak tanggung-tanggung dibuatkan alasannya dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Menteri PUPR. Gubernur Anies memang sosok yang baik hati. Semoga kebaikannya tidak merugikannya dalam konteks fasilitasi semacam itu.

Ada pro kontra dimedsos dan kesimpulannya adalah apakah ini benar-benar kebutuhan mutlak atau sekedar pemuasan hasrat sekelompok ‘bikers’ atau justru ada maksud lainnya ? Mungkin ade nyang mau nebeng ngetop, kata seorang tokoh Betawi.

Anehnya sejauh inipun tak terdengar suara pesepeda yang nyaring minta ‘main-main’ dijalan Tol itu. Bagaimana sebenarnya secara teori kenyamanan bersepeda bebas di jalan Tol dengan yang non Tol, apa ekses yang ditimbulkan pada faktor kesehatan apalagi saat pandemi ini. Gak ada riset sederhananya.

Seharusnya setiap kebijakan khususnya dimasa pandemi ini dapat dipertimbangkan dari segala aspek yang mungkin ditimbulkannya. Apa sih keuntungannya bersepeda diatas jalan layang Tol ? Selain perasaan asyik segar seru, bagaimana dengan pengorbanan pemakai asli jalan Tol itu saat di atur kontra flow ? Adakah aturan ini melanggar UU jalan Tol. Risiko atas kontra flow itu apa terjamin nol persen dari kemungkinan terjadinya insiden kecelakaan ? Semua ini patut dikaji.

Alhasil semua pekerjaan bermain sepeda dilintasan Tol ini hanyalah sekedar menghibur orang kaya pemilik sepeda mahal dan super mahal untuk berlaga aksi di jalan yang semestinya “TERLARANG”…

Adian Radiatus