Keberhasilan bangsa Indonesia mempersatukan nusantara yang memiliki keberagaman, bisa menjadi dasar bagi Indonesia untuk menyatukan dunia. Hal itu dilakukan dengan dukungan ideologi Pancasila yang menjadi alat pemersatu dan menjadikan Indonesia kekuatan kelima dunia.
“Realitasnya Indonesia sudah menjadi bangsa besar selama 75 tahun sekarang. Keberagaman yang terdiri dari 17 ribu pulau lebih ini tetap bersatu, tentu saja membuat kagum bangsa-bangsa dunia. Ini bisa menjadi format untuk menyatukan dunia,” kata Fahri Hamzah, Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia saat menyampaikan orasi kepemimpinan bertajuk ‘Bangkit Dari Krisis, Menjadi Kekuatan Kelima Dunia’ dan membuka acara ‘Gelora Kemerdekaan 2020’ di Jakarta, Jumat (14/8/2020) malam.
Guna mewujudkan hal itu, kata Fahri, Partai Gelora mendirikan Akademi Pemimpin Indonesia (API) yang akan diluncurkan pada Senin (17/8/2020) mendatang oleh Ketua Umum Partai Gelora Muhammad Anis Matta. API dibentuk untuk menyiapkan stok para pemimpin yang mengerti keadaan Indonesia sekarang dan masa depan.
“Pandemi Covid-19 telah mengubah cara memandang diri kita, ada yang pesimis dan tidak berani melangkah. Tetapi ini peluang, kesempatan kita sebagai bangsa. API akan mendidik pemimpin eksklusif, pemimpin berkarakter dari Sabang sampai Merauku, dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote,” katanya.
Menurut dia, krisis saat ini bisa menjadi narasi dari kerja besar bangsa Indonesia yang akan mengantarkannya menjadi kekuatan ekonomi dunia, sederajat dengan bangsa-bangsa di dunia, atau sebaliknya.
“Inilah waktunya untuk bangkit, menjadi bangsa besar. Tetapi ada pertanyaan besar, apakah keyakinan itu bisa dijalankan dan menjadikan bangsa Indonesia menjadi kekuatan kelima didunia, sebagai pemimpin peradaban,? tanya Fahri.
Tentu saja, hal ini memerlukan pemahaman tersendiri agar bisa melangkah kedepan. Indonesia saat ini, masih diributkan dan bertengkar persoalan kecil seperti konflik mengenai ideologi Pancasila. Padahal sebagai bangsa, konsep jatidiri tersebut telah diselesaikan oleh para founding father.
“Kita perlu meninggikan kemampuan kapasitas negara, ibaratnya kita ini setinggi langit, tapi terbang kita terlalu rendah. Negara seperti tidak berdaya , hanya mengerjakan kegiatan rutin saja. Pemimpin tidak mengerti apa yang dilakukan, padahal dia nahkoda dari kapal besar Indonesia,” katanya.
“Pemimpin besar harus kita lahirkan, API akan menjadi Kawah Candradimuka. Kita akan melatih kepemimpinan, persiapkan pemimpin yang pikirannya tidak mudah tergoyahkan. Berhati bersih, berkarakter dan pemimpin yang memukau, memiliki pesona seperti Soekarno dan Muhammad Hatta,” ujar Fahri.
Soekarno adalah sosok anak muda yang memiliki mimpi dan cita-cita untuk mempersatukan bangsa Indonesia, merdeka atau mati!. Sehingga tercetuslah untuk membacakan naskah proklamasi agar Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945.
“Pagi itu Bung Karno demam saat akan membacakan teks proklamasi, tapi belum dibacakan sampai Bung Hatta datang. Bung Karno melihat pentingnya arti Bung Hatta sebagai perwakilan Sumatera, dan setelah datang akhirnya teks proklamasi dibacakan,” katanya.
Dengan teks proklamasi sederhana yang dibacakan oleh Soekarno-Hatta itu, Indonesia telah menggetarkan dunia dan menggelegarkan langit diangkasa, sehingga Sangsaka Merah Putih mendunia.
“Dalam keadaan masih menggigil Bung Karno bergumam, ketika Bendera Merah putih dikibarkan didepan bangsa Indonesia, maka siapa pun yang menurunkan bendera Merah Putih , akan berhadapan dengan seluruh bangsa Indonesia,” kata mantan Wakil Ketua DPR RI Periode 2014-2019 ini.
Pemimpin seperti Soekarno-Hatta, lanjutnya, yang akan disiapkan API Gelora, dimana seorang pemimpin harus memiliki kekuatan dalam narasi dan realitas. Sehinga pemimpin tersebut yang bisa menjadikan Indonesia ‘Juara dunia’ atau paling tidak kekuatan kelima dunia.
“Inilah waktunya, momentumnya. Semua harus berproses dan bergerak cepat. Kita akan terus yakinkan agar bisa menjadi kekuatan kelima dunia. Mudah-mudahan kita punya pemimpin dan dengan dirinya sendiri menjadi juara idunia,,” tegasnya.
Fahri menambahkan, selain membentuk Akademi Pemimpin Indonesia untuk mempersiapkan para pemimpin kedepan, Partai Gelora juga telah membentuk Akademi Manusia Indonesia (AMI)
“AMI sudah melakukan koordinasi masif ke seluruh anak bangsa dengan membentuk diri dan kepribadian Indonesia. AMI lebih masif sifatnya, nah kalau API menyiapkan stok pemimpinnya,” pungkas Fahri.