LAMONGAN – Wakil Bupati (Wabup) Lamongan Kartika Hidayati menegaskan, sidak ke pabrik pengolahan peleburan plastik yang ada di Desa Sumber Kerep Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan guna menindaklanjuti adanya laporan dari masyarakat.
Dia mengungkapkan, warga sekitar lokasi pabrik merasa terganggu dengan bau limbah yang ditimbulkan dan sisa dari pencucian plastik yang dibuang ke sungai hingga mengakibatkan pohon di sekitar lokasi pabrik menjadi mati.
“Gangguan bau dan pencemaran udara dari proses pembakaran filter dan proses pengolahan atau peleburan plastik,
gangguan estetika, tidak dilakukan penataan, bahan baku berserakan di depan pabrik atau lokasi kegiatan,” ujar Kartika Hidayati, Rabu (10/06/2020).
Pencemaran air buangan, kata Kartika, dari sisa pencucian plastik ke sungai serta plastik yang juga ikut terbuang ke sungai.
Menurutnya, dengan kondisi limbah yang mengalir ke sungai akan merusak lingkungan, mulai bau menyengat yang membuat masyarakat disekitarnya yang terkena sakit pernafasan.
“Bau yang mengganggu warga dan limbah yang mengalir ke sungai, akibatnya sungai menjadi tercemar airnya dan akan sangat bahaya kalau air ini dialirkan ke sawah-sawah karena mengandung zat kimia buruk, pasti akan merusak sawah warga,” terangnya.
Ketua Muslimat Nahdlathul Ulama (NU) Lamongan itu menjelaskan, ini terbukti pohon-pohon disekitar sungai tersebut menjadi mati dan kering karena teraliri sungai yang tercemar limbah liar dari pabrik tersebut.
“Langkah selanjutnya adalah pemanggilan terhadap pengusaha pabrik tersebut dan juga pemberian surat teguran dengan mengarahkan, agar melakukan good house keeping,” tandasnya.
Dia mengatakan, agar dilakukan pembangunan pagar pembatas keliling pabrik, penataan bahan baku, supaya tidak ada sampah yang terbuang ke sungai,
melakukan uji lab udara dan kualitas air, memperbaiki bak pengolah limbah cair, menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar lokasi kegiatan.
Sementara itu, warga sekitar pabrik mengungkapkan, sebelumnnya warga juga pernah kompak akan melakukan demo ke lokasi pabrik serta ke kecamatan, namun gagal karena sudah dimediasi oleh pemerintah desa setempat.
“Berulang kali warga menyampaikan uneg-unegnya merasa terganggu dengan bau maupun limbah dari pengolahan pabrik plastik yang dialirkan ke sungai tersebut, tapi tidak pernah ditindaklanjuti,” ucap warga.
Dia menjelaskan, kalau malam baunya sangat terasa sekali, sedangkan kalau siang hari tidak seberapa bau. “Untuk karyawan disitu pihak pabrik juga tidak memberdayakan warga setempat, banyak yang dari luar koq karyawannya,” tuturnya.(RINTO CAEM)