Menengok Produksi Peci Berbahan Goni di Kudus, Diekspor hingga Korsel

Marwoto (29) warga Desa Peganjaran, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah sukses memproduksi peci. Uniknya, peci yang dia buat terbuat dari bahan karung goni yang didapat dari pabrik dan kemudian didaur ulang.

Saat ditemui di kiosnya, di Desa Peganjaran, Rabu (13/5), Marwoto tampak sibuk menata peci. Peci-peci yang terbuat dari bahan karung goni itu tertata rapi di etalase terbuat dari kayu.

Produk peci buatannya itu sudah siap dijual. Tak hanya peci, Marwoto juga membuat sejumlah tas dan topi yang juga berbahan goni. Marwoto menyebut ide membuat peci berbahan goni dia dapat saat menghadiri momen hari jadi Masjid Al-Aqsha dan Kota Kudus pada Maret 2020 lalu.

Saat itu dia melihat ada kesan klasik dari perayaan hari jadi masjid tersebut. Sehingga saat itu dia terpantik ide untuk membuat peci berbahan karung goni.

“Awalnya waktu momen berdirinya masjid dan kota Kudus bulan Maret. Kemarin itu kan masjid dan menara kota Kudus ada sebuah peringatan. Pada peringatan itu mengangkat kota yang klasik kuno. Dari situlah kemudian saya mengangkat limbah kita aplikasikan kepada peci,” ujarnya kepada wartawan di Kudus, Rabu (13/5/2020).

Marwoto menyebut karung goni itu dia dapatkan dari pabrik yang kemudian dia daur ulang. Kain goni dari pabrik itu lalu dibersihkan dan dipotong-potong sesuai kebutuhan, kemudian dijahit, lalu di-finishing.

“Produk saya dari karung goni itu, yang pertama adalah peci. Saya kembangkan tas yang saya isi gambar ornamen kuno di sekitar menara kudus. Dengan itulah saya menggali budaya Kudus,” jelasnya.

Marwoto menyebut peminat peci buatannya justru meningkat meski di tengah pandemi virus Corona (COVID-19) ini. Permintaan peci berbahan goni di masa Ramadhan ini sudah mencapai ribuan.

“Meningkat drastis dan bukan kaum muslim saja yang bisa memakai peci ini, tapi komunitas lain. Di komunitas lain juga ikut bisa memakai,” jelasnya.

Dalam sehari, Marwoto mampu memproduksi 50 hingga 100 buah peci berbahan goni. Pesanan peci ini datang dari sejumlah wilayah, seperti Yogyakarta, Semarang, Tangerang, Jawa Timur, bahkan sampai Korea Selatan.

“Bulan kemarin sudah habis 3 ribu peci. Ini juga mengikuti dari teman-teman jadi reseller peci. Kemarin sempat kirim ke luar negeri, TKI dari Korea Selatan minta dibuatkan peci,” jelasnya.

Peci yang dia buat harganya cukup terjangkau, satu peci berbahan goni dijual mulai dari harga Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu untuk peci bermotif logo. Keunggulan peci buatannya itu, kata Marwoto, nyaman dipakai dan juga memiliki khas kuno.

“Pertama peci goni dari konsepnya daur ulang limbah. Kedua keunikan pewarnaannya, tidak ditemukan di goni sendiri. Kalau diberikan warna akan mengurangi kekhasan itu sendiri, dan yang ketiga ada rajutan dan kenyamanan,” jelasnya.

Foto: Proses produksi peci berbahan goni dari limbah pabrik di Kudus (Dian Utoro Aji/detikcom)

Salah satu pembeli, Hilam Najib mengaku penasaran dengan peci berbahan goni itu. Dia menyebut peci ini terasa nyaman dan punya keunikan dibandingkan peci pada umumnya.

“Saya sedang cari peci ini berbahan goni. Setelah dikenakan seperti ini nyaman. Pertama nyaman, kedua agak gatel sih. Uniknya karena berbahan beda dengan yang lain. Ini menggunakan kain goni,” tambahnya.
(ams/rih)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News