Saling Membantu di Tengah Virus Corona

Hujan deras mengguyur Pondok Kopi, Jakarta Timur. Cuaca kurang bersahabat itu tak menyurutkan langkah dan semangat Rizqi Zul Hilmi. Mengenakan jas hujan, dia berangkat menuju salah satu warteg di Jalan Otista Raya, Jatinegara.

Sudah hampir sembilan bulan, Rifqi bekerja sebagai relawan di Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT). Di tengah pandemi COVID-19, dia turut menjadi garda terdepan dalam menyalurkan bantuan bagi masyarakat terdampak.

Pada Rabu (8/4), dia bertugas membagikan makanan untuk pekerja harian di Warteg Ridho Ibu, sebuah warteg sederhana yang turut menjadi mitra ACT dalam memberikan bantuan makanan gratis. Seolah merestui, cuaca yang sebelumnya hujan, berubah cerah saat pembagian makanan dilakukan.

“Saya ingat pas pembagian makanan itu, Ibu Ahmad (pemilik warteg) cerita, ada pengemudi ojek online yang sengaja datang malam. Pengemudi itu pun bilang, sengaja ambil makan malam, karena merasa lebih baik dia yang tidak makan dari pada istri serta anaknya harus kelaparan. Saya sampai merinding mendengar cerita itu,” tutur Rifqi memutar memori peristiwa tersebut kepada Selasa (14/4).

Lelaki berusia 25 tahun ini mengakui rasa kurang aman ketika turun ke lapangan memang ada, apalagi ketika harus membagikan paket makanan siap santap ke rumah sakit rujukan penanganan COVID-19. Namun, Rifqi merasa ada pesan positif yang perlu disampaikan di tengah wabah COVID-19 ini.

“Saya melihat mereka bahagia ketika mendapat bantuan, saya mendengar banyak keluh kesah mereka. Banyak pelajaran yang saya dapatkan dari mereka, bahwa meskipun sedang dalam posisi sulit mereka tak lantas menjadi peminta-minta, mereka masih berusaha bekerja dan bersyukur atas hidup yang dimiliki,” kata Rifqi.

Sejak Maret 2020, ACT aktif memberikan bantuan baik dari sisi kesehatan maupun kemaslahatan umat. Kemarin, Rifqi pun mengunjungi rumah salah seorang perawat yang gugur ketika menangani pasien COVID-19. “Ini menjadi apresiasi kami bagi tenaga medis yang gugur di tengah perjuangannya. Kami ingin memberikan pesan positif kepada mereka yang sudah sama-sama berjuang melawan COVID-19 untuk masyarakat Indonesia,” ujar dia.

Rifqi adalah salah seorang dari sekian banyak relawan yang bahu membahu bantu penanganan pandemi COVID-19. Tidak hanya Rifqi, staf khusus sekaligus Juru Bicara Presiden RI Bidang Sosial Angkie Yudistia pun turut menginisiasi penggalangan dana darurat khusus disabilitas selama pandemi COVID-19.

Angkie, begitu panggilan akrabnya, bekerja sama dengan Thisable Enterprise Indonesia. Thisable Enterprise Indonesia adalah sebuah lembaga yang memiliki misi memberdayakan disabilitas secara ekonomi di dunia tenaga kerja.

“Thisable memiliki 350 pekerja informal disabilitas, yang turut terdampak ketika pandemi COVID-19 berlangsung. Hal ini membuat penghasilan harian pekerja informal disabilitas turun, sehingga kami bergotong-royong menggalang dana untuk membantu memenuhi kebutuhan pokok teman-teman disabilitas,” tutur dia.

Sebanyak Rp 100 juta berhasil dikumpulkan. Dari dana itu, masing-masing pekerja informal disabilitas mendapatkan Rp 500 ribu dalam bentuk sembako dan Rp 100 ribu dalam bentuk uang tunai. Selain itu, donasi berupa masker kain juga diberikan kepada hampir 100 pekerja informal Thisable, yang tetap masuk kerja sebagai customer service. “Dalam waktu dua minggu semaksimal mungkin kami lakukan penggalangan dana, sehingga bisa membantu kehidupan teman-teman disabilitas hingga satu sampai dua bulan ke depan,” kata Angkie.

Pandemi COVID-19 yang saat ini tengah dihadapi bangsa Indonesia membuat berbagai elemen masyarakat saling gotong-royong guna mempercepat penanganannya. Sumbangan dari berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri terus berdatangan dan diterima Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.

Berdasarkan rekening hibah dan donasi COVID-19 Gugus Tugas yang diperbarui setiap akhir pekan, hingga Minggu (12/4), jumlah dana yang masuk senilai Rp 94.999.659.350. Juru Bicara Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan, sumbangan yang masuk akan digunakan untuk mencegah penyebaran COVID-19, termasuk menyokong paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah mengatasi dampak pandemi ini.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan, BNPB berkoordinasi dengan Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait kebutuhan prioritas barang bantuan demi efektivitas dalam penerimaan, penyimpanan, dan pendistribusiannya. Bantuan ini selanjutnya didistribusikan ke rumah sakit, Dinas Kesehatan, pemerintah daerah, Balai Kesehatan dan Fasilitas Kesehatan yang membutuhkan.

“Lembaga usaha atau NGO bisa berkoordinasi langsung dengan kami atau Kemenkes terkait rencana pemberian barang bantuan. Barang bantuan itu harus memperhatikan masa kedaluwarsa minimal 12 bulan. Kami juga membuat pembukuan hibah barang dari perseorangan atau badan hukum swasta yang telah didistribusikan kepada masyarakat,” tutur Agus.

Apabila masyarakat ingin memberikan bantuan berupa uang bisa disalurkan melalui rekening BNI dan BRI. BNPB mengedepankan transparansi dan akuntabilitas, dengan mengumumkan dan menyebarluaskan informasi rekening kepada pemerintah atau masyarakat. “Kami meminta masyarakat berhati-hati jika ingin berdonasi. Gugus Tugas hanya menerima donasi dari rekening resmi,” kata Agus.