Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menyindir perpolitikan di Indonesia pasca Pilpres 2019 di mana yang tidak ikut berjuang justru mendapat jabatan.
“Tidak berdarah-darah malah menikmatinya,” kata Kiai Said, Rabu (31/10) malam.
Kata Kiai Said, dalam catatan sejarah orang-orang yang sudah berdarah-darah dalam berjuang tapi malah tidak dapat apa-apa.
“Sudah biasa dalam sejarah ini bahwa orang yang berdarah-darah itu tidak dapat apa-apa,” ujar Kiai Said.
Menurut Kiai Said, santri tidak pernah memikirkan mau kerja jadi apa dan dapat gaji berapa.
“Enggak ada itu. Entah kalau sekarang ya,” kata Said.
Menurut dia, mereka yang tidak mempertanyakan kemapanan atau imbalan tersebut merupakan santri yang kelak tak membebani masyarakat.
“Jadi yang begitu nggak akan cengeng. Enggak akan cari jabatan. Cengeng enggak? Ngemis-ngemis cari jabatan nggak?” tanya Said.
Ia lalu memberi contoh soal para kyai terdahulu yang tak silau dengan jabatan. Said bercerita tentang Kyai Mahrus Ali yang pada 1955 hendak diangkat menjadi anggota konstituante tapi menolak. Pun demikian Hasyim Asyari, hendak diangkat jadi menteri agama tapi tidak mau.
“Itu para kiai dulu, dikasih jabatan malah tidak mau. Kalau sekarang?” tanya dia ke peserta.
“Kecuali saya. Kecuali PBNU,” katanya melanjutkan sambil bercanda.