Menjawab “Kisruh” Seputar Shaf Sholat Jamaah di GBK

Oleh : Muhammad Hanif Alathas, Lc.

Baru kali ini Republik Indonesia mencatat Rakyat hadir kampanye sampai rela menginap dari malam tanpa dibayar bahkan mengeluarkan ongkos sendiri-sendiri. Puncaknya sekitar jam 7 pagi, diperkirakan jumlah massa pendukung 02 yang hadir sudah lebih dari 1 juta orang sebab bukan hanya memutihkan GBK, tapi Senayan dan sekitarnya. Dan yang lebih hebatnya lagi, sejak dimulai sampai ditutup, acara ini dipenuhi dengan nilai-nilai positif dan religius yang betul-betul membuat semua yang hadir dan menyaksikan merasakan sejuk dan tenang, mulai dari Tahajjud, Subuh berjamaah, Istighotsah dan lantunan pembacaan maulid Nabi saw.

Tentunya fenomena luar biasa ini membuat sebagian pihak gerah dan mendorong mereka untuk mencari-cari celah. Salah satunya masalah bercampurnya Shaf Solat di SEBAGIAN titik yang ramai diperbincangkan.

Perlu dicatat, bahwa; panitia pada dasarnya sudah mengatur Shaf laki-laki dan perempuan sesuai dengan posisi yang diajarkan Syariat. Tentunya laki-laki di depan dan perempuan di belakang serta tidak bercampur. Namun diluar itu, jumlah jamaah yang membeludak membuat percampuran di beberapa titik tidak terhindarkan. Artinya, Shaf yang bercampur betul-betul diluar kendali panitia lantaran jumlah jamaah yang sudah tak terbendung.

Meski demikian, Insiden bercampurnya shaf ini tidak menjadikan solat mereka BATAL / TIDAK SAH. Solatnya tetap SAH, Hanya saja dalam Mazhab Syafi’i hal itu dihukumi Makruh ( Tidak dosa, namun kalau Shafnya sesuai posisi yg diajarkan akan mendapatkan pahala). Hal ini bisa dilihat dalam berbagai Refrensi otoritatif Mazhab Syafi’i, seperti Hasyiah Qolyubi 1/239, Hasyiah at-Turmusi 3/62 dan Hasyiah I’aanah at-Tholibiin 2/25.

Sebetulnya saya malas menanggapi masalah ini, namun saya perhatikan isu ini semakin liar jika tidak diluruskan, sehingga membuat banyak orang bingung.

Jauh lebih penting dari hal tsb, ada pelajaran besar yang bisa dipetik dari Kampanye Akbar 02 di GBK Pagi tadi. Kampanye yang dulunya kerap identik dengan konser musik, Penyanyi yang pamer Aurat, jogat joget dan hura hura dsb, kini telah berubah haluan menjadi tahajjud, sholat jamaah, Dzikir, Istighotsah dan pembacaan Maulid dan Solawat Nabi saw utk mengetuk pintu rahmat demi keselamatan Bangsa. Jika ada kekurangan seperti masalah Shaf dll, itu karena tak lebih dari masalah teknis dilapangan yg cukup sulit sebab jamaah yg membeludak. *Anehnya, kenapa karena perkara yang MAKRUH meraka begitu ribut ??? sedangkan saat ada yang GOYANG NGEBOR SAMPAI JUNGKIR BALIK di kampanye lainnya mereka Happy-happy aja ????*

Cinta dan Benci memang bisa membuat orang jadi buta. Kasihan meraka yg selalu mencari-cari kesalahan, hanya melihat setitik keburukan diantara segudang kebaikan. Ibarat lalat, hanya akan hinggap dikotoran, meskipun ada bentangan taman bunga di sekitarnya.