Calon Wakil Presiden (Cawapres) KH Ma’ruf Amin terlihat panik dengan menyindir lagi 212 sebagai gerakan politik yang mendukung salah satu paslon tertentu.
Demikian dikatakan pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Rabu (6/2/2019). “Padahal ada juga yang mengklaim alumni 212 mendukung paslon 01 tetapi tidak disinggung Kiai Ma’ruf,” ungkapnya.
Kata Muslim, alumni 212 sebagai gerakan politik hal wajar sepanjang tidak menjadi partai politik. “Politik dalam arti menyerukan kebaikan melawan kezaliman. Dan mendukung salah satu paslon merupakan sah dan tidak dilarang undang-undang,” ungkapnya.
Muslim mengatakan, KH Ma’ruf juga memanfaatkan struktur NU untuk pemenangan paslon 01 padahal secara organisasi ormas yang didirikan Hadlarut Syaikh Hasyim Asy’ari tidak berpolitik praktis.
“NU sudah terlihat politik praktisnya, sudah menyalahi khittah NU 1926,” pungkasnya.
KH Ma’ruf Amin menyebut gerakan yang mengatasnakamakan 212 saat ini merupakan gerakan politik. Karena tujuan awal 212 sudah terpenuhi sejak lama.
Hal itu diungkapkan Ma’ruf dalam konsolidasi bersama ulama NU se-Pantura Jawa Tengah di Ballroom Hotel Gumaya Semarang. Ma’ruf menjelaskan terkait gerakan politisasi termasuk peristiwa pembakaran bendera di Garut. Kemudian ia juga membahas soal gerakan 212.
“212 tadinya untuk penegakkan hukum,” kata Ma’ruf, Selasa (5/2/2019).