Aneh, Rumah Kebangsaan yang Diajak Riset Masjid Terpapar Radikalisme, P3M tak Banyak Tahu

Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) tidak banyak mengetahui Rumah Kebangsaan yang diajak kerja sama dalam riset masjid yang terpapar radikalisme di Indonesia.

“Ketuanya saya enggak tahu, kami kerjasama dengan direkturnya Erika,” kata Dewan Pengawas P3M Agus Muhammad di ILC tvOne, Selasa (27/11).

Kata Agus, Rumah Kebangsaan dipilih karena dinilai memiliki visi misi yang sama, memiliki program sosial kemasyarakatan yang didalamnya termasuk pemberdayaan rumah ibadah.

“Kami bilang ke teman-teman, kami tidak punya banyak duit untuk studi, telepon Rumah Kebangsaan punya program masjid, kami kontak mereka dan setuju,” ungkapnya.

Dari hasil riset P3M terhadap aktivitas khutbah di lingkungan mesjid di lingkungan pemerintahan, P3M menyebut dari 100 masjid yang diriset ada 41 masjid pemerintah terpapar radikal. Hasil ini kemudian dikutip Badan Intelijen Nasional (BIN) dan bergulir menjadi polemik.

Dipilihnya masjid pemerintah sebagai objek untuk menyederhakan studi, merujuk data ormas versi Kemendagri per Januari 2018 mencapai 159 ribu ormas, jika 10 persennya adalah ormas Islam, maka studi akan semakin kompleks dengan keragaman masjid-masjid di berbagai wilayah dengan kultur dan corak di masing-masing daerah.