Massa Banteng Ngamuk di Kabupaten Landak Kalbar, Mahfud MD Cs Diam

Masssa banteng mengamuk di Kallimantan Barat (Kalbar) setelah jagoannya Karolin Margret Natasa-Suryadman Gidot kalah di Pemilihan Gubernur (Pilgub).

“Harusnya petinggi BPIP seperti Pak Mahfud MD langsung mengkritik kejadian di Kalbar. Ini hanya diam saja,” kata aktivis politik Rahman Simatupang kepada suaranasional, Senin (2/7).

Kata Rahman, tindakan yang dilakukan massa PDIP setelah jagoannya kalah di Pilgub Kalbar menandakan tidak memahami Pancasila. “Yang klaim paling Pancasila justru tindakan jauh dari nilai-nilai Pancasila,” ungkapnya.

Rahman mengatakan, tidak adanya kecaman kejadian di Kabupaten Landak Kalbar menandakan BPIP itu hanya menghabiskan uang negara. “BPIP hanya menjadi tafsir tunggal Pancasila untuk kepentingan penguasa,” pungkas Rahman.

Kericuhan sempat terjadi di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat (Kalbar) yang diduga buntut dari hasil quick count Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalbar, Jumat (29/6/2018) petang.

Peristiwa ini bermula dari sekelompok massa yang berjumlah seratusan orang membakar ban di tengah jalan dan memanggang babi di sekitar lokasi Terminal Ngabang, Kabupaten Landak. Mereka membakar ban karena terpicu sebuah postingan di media sosial yang dinilai menghina mantan Gubernur Kalbar, Cornelis.

Selain itu, juga karena kecewa calon gubernur (cagub) jagoannya, Margret Natasa-Suryadman Gidot kalah di Tempat Pemungutan Suara (TPS) sekitar Terminal Dara Itam Ngabang yang dalam wilayah Dusun Tebing Tinggi, Desa Hilir Kantor, Kecamatan Ngabang, Landak.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Kalimantan Barat, Kombes Pol Nanang Purnomo,  mengatakan, kondisi saat ini wilayah Kalimantan Barat, aman.

“Kecil, enggak besar. Aman terkendali, kondusif,” ujar Nanang, Sabtu (30/6) dikutip dari VIVA