Industri kecil dan menengah (IKM) yang jumlahnya mencapai 4,5 juta harus berperan aktif dalam menggerakan perekonomian nasional.
“IKM merupakan salah satu penyokong sektor industri,” kata Endang Suwartini, Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut pada acara pembukaan Workshop e-Smart IKM yang dilaksanakan di Hotel Horison, Yogyakarta (8/5)
Kata Endang, IKM harus update dalam teknologi digital, salah satunya melalui program e-Smart IKM.
Sebanyak 100 IKM yang berasal dari sektor logam, mesin, dan furniture, mengikuti Workshop e-Smart IKM yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (DItjen IKM) Kementerian Perindustrian
“Tujuannya adalah untuk memperluas akses pasar IKM” ujar Endang Suwartini.
Workshop tersebut bekerjasama dengan marketplace besar di Indonesia yaitu Bukalapak, Tokopedia, dan BliBli. “Produk dalam negeri buatan IKM berkualitas baik dan berdaya saing sehingga sudah saatnya menjadi raja di marketplace Indonesia” imbuh Direktur IKM LMEA tersebut.
Selama 2 hari mengikuti workshop, pelaku IKM belajar berbisnis melalui sarana e-commerce dan juga mendapatkan sosialisasi program-program Kementerian Perindustrian seperti restrukturisasi mesin peralatan dan SNI.
Selain itu untuk pemantapan, diberikan materi strategi pemasaran online dari IdEA dan juga pengembangan produk seperti desain, kualitas dan teknologi, bahkan diperkenalkan juga aplikasi pencatatan keuangan dari Bank Indonesia.
“Workshop e-Smart ini merupakan salah satu tindak lanjut dari Peraturan Presiden No. 74 tahun 2017 tentang Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik (Road Map e-Commerce) yaitu membawa IKM masuk e-commerce,” jelas Endang.
Sejak diluncurkan pada 27 Januari 2017 yang lalu, workshop e-Smart IKM telah diikuti oleh 1730 peserta dan membukukan nilai transaksi online lebih dari Rp. 320 juta.
“Tahun ini target kami 4.000 IKM di seluruh Indonesia ikut e-Smart IKM sehingga ditargetkan ada 12.000 produk IKM masuk dalam marketplace,” pungkas Endang.