Sosiolog Musni Umar turut mengkhawatirkan membanjirnya Tenaga Kerja Asing dari Republik Rakyat China (RRC).
“Sebagai sosiolog saya amat khawatir membanjirnya Tenaga Kerja Asing dari RRC. Saya saksikan sendiri sewaktu pulang lebaran ke Kendari tahun lalu mayoritas penumpang Garuda adalah TKA RRC. Menurut warga tiap hari penuh pesawat di isi TKA,” tulis Musni di akun Twitter @musniumar.
Rektor Universitas Ibnu Chaldun ini mengingatkan, dari aspek keamanan banjirnya TKA asal China sangat mengerikan.
“Dari aspek tenaga kerja sejatinya investasi asing membuka lapangan kerja bagi kita. Realitas, investasi RRC semua dibawa dari China termasuk buruh. Dari aspek alih teknologi mustahil terjadi karena tenaga kerja kita tidak dapat tempat. Dari aspek keamanan mengerikan, siapa yang awasi mereka?” tegas @musniumar.
@musniumar juga menambahkan: “Bangsa Indonesia dapat apa dari investasi RRC di Indonesia?”
Berdasarkan hasil investigasi Ombudsman yang dilakukan pada Juni-Desember 2017, ditemukan ketidaksesuaian data tenaga kerja asing (TKA) antara yang dimiliki Pemerintah dan temuan di lapangan.
Ombudsman juga menemukan sejumlah kebijakan pemerintah justru memicu banjirnya TKA baik legal maupun ilegal ke Indonesia.
Seperti diungkapkan Komisioner Ombudsman Laode Ida, TKA yang paling banyak masuk ke Indonesia berasal dari China. Mereka bekerja di proyek investasi yang dibawa negeri tirai bambu tersebut ke Indonesia.
“Ada kondisi arus TKA khususnya dari Tiongkok deras sekali tiap hari masuk ke negara ini. Sebagian besar mereka unskilled labor,” kata Laode seperti dikutip kompas (26/4).