Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat menilai puisi anak proklamator Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri yang menganggap rendah suara azan dan jilbab telah melecehkan Syariat Islam.
“Kita prihatin kenapa ada keluarga tokoh proklamator yang gagal memahami akidah iman Islamnya sebegitu parah,” kata pengurus MUI Pusat Irjen Pol (Purn) Anton Tabah Digdoyo kepada suaranasional, Selasa (3/4).
Anton mengatakan, puisi Sukmawati itu telah melecehkan syariat Islam yang sangat dimuliakan diagungkan dan dihormati terutama masalah azan serta jilbab.
“Saking mulianya azan Nabi Muhammad SAW melarang kita bicara ketika medengar azan dikumandangkan dalam sabdanya yang mashur ‘siapa yang bicara ketika dengar azan dikumandangkan ia akan kepayahan ketika sakaratul maut’. Begitulah keagungan azan kok dilecehkan,” jelas Anton.
Anton mengatakan, tokoh-tokoh dan ilmuwan-ilmuwan Barat saja banyak yang kagum dengan azan tanda waktunya umat Islam untuk berdoa bahkan banyak di antara tokoh-tokoh tersebut menjadi mualaf.
“Prof Garry Miller pakar matematika bhkn aktor dan sutradara AS ternama pemenang Academy Award Morgan Freeman yang nasrani itu bilang ‘azan tanda waktu berdoa umat Islam adalah suara terindah didunia yang ia dengar’,” ungkap Anton.
Selain itu, ia mengatakan jilbab bagi kaum muslimah kini digandrungi wanita-wanita non muslim karena ajaran Islam tentang menutup aurat itu justru menaikan kehormatan kaum hawa.
“Satu persatu kebenaran Islam terkuak dengan saintek dan peradaban yang lebih humanis,” jelasnya.
Anton menyarankan Sukmawati untuk belajar Syariat Islam secara benar dan bukan melecehkan.