Chelsea akan menjamu Barcelona pada laga leg pertama babak 16 besar Liga Champions di Stamford Bridge, Rabu (21/2) dini hari WIB. Ini peluang sempurna, juga ujian terbesar bagi manajer Antonio Conte yang berniat memulihkan statusnya sebagai salah satu pelatih terbaik di Eropa.
“Menghadapi Barcelona adalah tantangan besar bagi kami,” kata Conte yang meredakan tekanan pemecatan berkat kemenangan kandang 3-0 atas West Brom (Liga Primer) dan 4-0 atas Hull City (Piala FA), seperti dilansir AFP, Senin (19/2).
“Kami harusnya gembira bisa mengalami pertandingan sebesar ini, terutama melawan Barcelona. Saya menganggap mereka sebagai salah satu tim terbaik di dunia.”
Baru-baru ini, Conte juga menganggap dirinya sebagai salah satu pelatih terbaik di dunia, meskipun publik Inggris belum bisa melupakan kekalahan Chelsea 1-4 di markas Watford, sebelum dua kemenangan beruntun di Stamford Bridge itu.
Asumsi itu cukup beralasan.
Pria Italia berusia 48 tahun tersebut membuat Juventus juara lagi dengan tiga Scudetto beruntun, setelah lima tahun kering trofi. Ia juga melewati segala perkiraan saat membawa Italia, yang tidak punya pemain bintang, hingga perempat final Euro 2016. Yang lebih massif, Conte memberikan trofi Liga Primer pada musim debutnya di Chelsea.
Musim keduanya saat ini nyaris menjadi malapetaka—kecuali Conte memberikan secercah harapan untuk juara. Tanpa trofi, karier Conte selesai. Masalahnya, sang manajer menunjukkan kekerasan wataknya dengan menantang dewan direktur klub (lagi) untuk mengucurkan dana lebih banyak supaya pasukan Chelsea lebih kuat.
“Saya kira upaya saya untuk meyakinkan klub agar membeli sejumlah pemain hampir jadi bencana,” kata Conte pekan lalu. “Sepertinya saya harus belajar dari para manajer lainnya, yang sangat cakap dalam membujuk klub untuk mengeluarkan uang dan membeli pemain bintang.”
Komunikasi Conte yang dialamatkan pada pemilik klub Roman Abramovich dan tangan kanannya, Marina Granovskaia (direktur klub yang mengurusi transaksi pemain), memang kurang bagus dan hanya bisa diperbaiki dengan prestasi.
Celakanya, mereka berhadapan dengan Barcelona yang sedang berpacu demi treble. Lionel Messi cs superior di La Liga Spanyol, sudah menjejak final Copa del Rey, dan sekarang diunggulkan untuk melewati hadangan Chelsea.
Benar Chelsea memiliki pemain andalan seperti Eden Hazard, serta Alvaro Morata dan Olivier Giroud yang bisa bertandem di lini depan. Namun, Barca senantiasa menjadi tim kuat bahkan ketika dua pemain termahalnya tidak dimainkan. Ousmane Dembele dan Philippe Coutinho.
Messi dan Luis Suarez bakal menjadi tandem mengerikan, yang masing-masing mencetak 20 gol dan 17 gol La Liga.
