Pada 2018 rakyat Indonesia di bawah Rezim Joko Widodo (Jokowi) makin sengara karena kebijakan tidak berpihak kepada rakyat kecil.
“2018 rakyat makin sengara, pencitraan penguasa makin merajalela karena tahun politik untuk mempertahankan kekuasaan dua periode,” kata aktivis Malari 1974 Salim Hutadjulu kepada suaranasional, Selasa (2/1).
Kata Salim, pada tahun politik para elit politik hanya mementingkan kelompoknya sendiri sehingga rakyat makin susah. “Kalaupun ada elit politik memberikan bantuan kepada rakyat tidak lebih hanya pencitraan. Saat ini yang dibutuhkan kebijakan yang berpihak pada rakyat,” ungkapnya.
BACA JUGA:
- Gardu Banteng Marhaen: Polisi Harus Batalkan Safari Dakwah Ustadz Somad di Jakarta-Tangerang.
- Astaghfirulloh, Politikus PDIP Sebut LGBT Sunnatullah dan Halal dalam Islam
- Jeremy Tety Pendukung LGBT Alami Sakit tak Bisa Disembuhkan?
- Pergantian Kepala Bais Mendadak, Prabowo: TNI Keadaan Darurat?
Menurut Salim, kebutuhan harga pokok makin mahal membuktikan penguasa tidak menjalankan Pancasila dan UUD 45 secara benar. “Ngakunya pemerintah paling Pancasila tetapi rakyat masih banyak yang kelaparan,” jelas Salim.
Mantan tahanan politik era Presiden Soeharto ini mengatakan, Jokowi sangat sulit terpelih kembali dengan kebijakan yang dilakukan saat ini. “JOkowi hanya menang dalam pencitraan dan dianggap didukung rakyat,” pungkas Salim.