Isu Radikalisme & Rasisme Upaya Bekukan Gerakan Nasionalisme Pribumi 

Demo pribumi (IST)

Isu radikalisme dan rasisme terhadap Bangsa Indonesia adalah bertujuan untuk membekukan gerakan nasionalisme pribumi. 

Demikian dikatakan politikus senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Habil Marati kepada suaranasional, Senin (23/10). 

Kata Habil, jika nasionalisme pribumi dimatikan dan diberangus isu radikalisme dan rasisme, Indonesia akan porak-poranda dan tidak bisa mencapai kemerdekaan dari belenggu penjajahan Belanda. 

“Untuk membrangus dan mematikan gerakan Nasionalisme Pribumi khususnya Umat Islam Belanda melancarkan politik devide et impera tapi Belanda gagal,” ungkapnya. 

Kata Habil, radikalisme dan rasisme adalah isu yang sengaja didesign untuk menghancurkan dan melemahkan Aqidah dan Syariat Islam dalam bidang politik, ekonomi dan sosial. 

“Dengan demkian Bangsa Indonesia khususnya Pemerintah harus membersihkan Bangsa Indonesia khususnya pribumi dan Umat Islam dari stigma radikalisme dan rasisme,” jelas Habil. 

Ia mengatakan radikalisme dan rasisme itu adalah merupakan agenda global yang sengaja dilontarkan oleh para invisible hand yang berkolaborasi dengan negara-negara yang bertujuan untuk menjadikan Indonesia kolonialisme moderen.  

Bentuk kolonialisme modern adalah kekuasaan politik sebuah boneka, yang dihasilkan dari sebuah sistem demokrasi sangat liberal, di mana Bangsa Pribuminya dikemas dalam politik transaksional.

“Kalau ada pribumi yang memperjuangkan hak hak Pribumi seperti Anies-Sandi pasti di cap Rasisme. Demikian juga Kalau ada Umat Islam yang memperjuangkan penegakan Syariat Islam, atau memperjuangkan keadilan untuk semua pasti dicap radikalisme,” pungkas Habil.